Sumedang, NU Online
Rampak Gendang dari Paguyuban Pasundan ikut memeriahkan kegiatan pembukaan Konferwil GP Ansor Jawa Barat, Selasa (14/5). Para muktamirin yang hadir di Aula Islamic Centre Kabupaten Sumedang nampak antusias menyaksikan penampilan kesenian tradisional Jawa Barat tersebut.
Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Barat Hendrik Kurniawan mengatakan, penampilan rampak gendang merupakan bentuk aplikasi dari tema yang diusung dalam Konferwil GP Ansor, Teguh pada Tradisi, Berbakti pada Negeri.
Tradisi dalam sebuah bangsa atau negeri ibarat satu sisi mata uang dan sudah menjadi sejarah yang tidak bisa dipisahkan. Rampak gendang mewakili kesenian tradisi yang ada di Jawa Barat. Dalam tradisi itu ada kekompakan, gotong royong, kasih sayang, dan kecintaan. Dari tradisi itulah maka akan muncul semangat untuk membangun negeri. Teguh pada tradisi disini bukan menyoal budaya kedaerahan saja, tapi termasuk juga tentang tradisi keagamaan. Khususnya tradisi ubudiah yang suka dilakukan oleh warga NU.
“Berbakti kepada negeri bagi GP Ansor bukan hanya isapan jempol belaka. Menurut sejarah GP Ansor ikut dalam memperjuangkan kemerdekaan NKRI. Kemerdekaan NKRI ini bagi GP Ansor bukan dikasih, tapi direbut dari para penjajah. Oleh karena itu bagi GP Ansor, NKRI harga mati,” lanjut Hendrik.
GP Ansor Jawa Barat selama ini mempunyai tiga buah komitmen. Pertama komitmen terhadap Islam Ahlusunnah wal Jamaah, kedua komitmen terhadap Jamiyyah NU, dan ketiga komitmen terhadap NKRI.
“Di tanah air NKRI ini kita bersujud, makan, dan minum. Siapa saja yang akan mengganggu tanah air ini maka GP Ansor siap melawan. Semoga dengan semangat menjaga tradisi, Negeri Indonesia akan semakin kuat. Dan GP Ansor akan terus mengawal dan mengisi keduanya,” tutup Hendrik. (Ayi Abdul Kohar/Fathoni)