Radikalisme Tidak Akan Bisa Bergabung dengan Aswaja
NU Online · Selasa, 19 Juni 2018 | 01:00 WIB
Pola pikir dan aksi radikal yang menghasilkan tindakan tidak manusiawi seperti aksi terorisme berbungkus agama tidak bisa ditolelir dalam agama. Ahlussunnah wal Jama'ah sebagai paham Islam washatiyah yang dipegang teguh oleh Jamiyyah Nahdlatul Ulama sampai kapanpun tidak akan pernah tergabung dan terkumpul dalam satu hati dengan paham radikalisme.
"Jika dipaksakan untuk disatukan maka yang terjadi adalah adanya orang yang mengaku NU namun dia membuang adabnya kepada ulama NU," demikian tegas Bendahara PCNU Kota Bandar Lampung H Abdul Karim menyikapi propaganda di media sosial yang diarahkan kepada warga NU, Senin (18/6).
Ia merasa prihatin terhadap kondisi saat ini di mana fenomena ujaran kebencian dan fitnah gampang dipercaya dan dilontarkan khususnya di media sosial. Efek negatif medsos ini sudah mulai mempengaruhi warga NU sendiri dengan ikut-ikut mengamini dan menyebarkan fitnah serta ujaran kebencian terhadap ulama NU.
"Fenomena ini dapat kita lihat di medsos, tidak sedikit yang mengaku NU namun mereka malah menghina ulama NU sebut saja yang dihina seperti KH Said Aqil Siroj dan KH Yahya Cholil Staquf serta ulama lainnya," ungkap pria yang juga Ketua Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Provinsi Lampung ini.
Padahal lanjutnya, hal inilah yang harus diwaspadai warga NU saat ini karena kelompok-kelompok Islam transnasional dan radikal di Indonesia sedang melancarkan misi untuk menjauhkan warga NU dari para ulamanya dengan menghalalkan berbagai macam cara. Dengan misi tersebut mereka ingin agar NU lemah.
"Maka berhati-hatilah, jaga keluarga kita, handai taulan dan sahabat kita agar tidak terpapar paham radikalisme yang marak belakangan ini. Bahaya sekali jika rasa adab kita kepada ulama NU hilang dari dalam hati," ingatnya.
Untuk itu ia mengajak seluruh warga NU agar terus menjaga diri dan seluruh anggota keluarga dari propaganda kelompok radikal ini dengan terus mengamalkan amaliah Ahlussunnah wal Jama'ah dan membudayakan tabayun (penjelasan) dalam memahami informasi yang beredar khususnya di media sosial dan media informasi lainnya.
"Bentengi dengan kuat semua anggota keluarga kita dengan aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah An-Nahdliyyah walau fitnah menghujam dari segala penjuru. Yakinlah ini yang terbaik untuk kita di dunia dan di akhirat kelak," pungkasnya. (Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI, Ketum PBNU Ajak Bangsa Teguhkan Persatuan
4
Kiai Miftach Jelaskan Anjuran Berserah Diri saat Alami Kesulitan
5
Tali Asih untuk Veteran, Cara LAZISNU Sidoarjo Peduli Pejuang Bangsa
6
Gerakan Wakaf untuk Pendidikan Islam, Langkah Strategis Wujudkan Kemandirian Perguruan Tinggi
Terkini
Lihat Semua