Daerah

Rabu Abeh, Tradisi Rebo Wekasan Masyarakat Aceh

Kam, 14 September 2023 | 08:00 WIB

Rabu Abeh, Tradisi Rebo Wekasan Masyarakat Aceh

Masyarakat berkumpul dalam menyambut Rabu Abeh dengan mengadakan pengajian (Foto: acehtren.com)

Pidie, NU Online
Rabu Abeh
yang biasa disebut juga Rebo Wekasan atau Rabu terakhir pada bulan Shafar disambut masyarakat Aceh termasuk santri di dayah (pondok pesantren) dengan merawat keuneubah endatu (peninggalan ulama). Masyarakat menggelar berbagai kegiatan berjamaah atau sendirian mulai dari baca Al-Qur'an Surat Yasin, shalawat, doa, pembuatan wafaq. Tempatnya bisa di meunasah, masjid atau balee beut dan dayah.


Ketua ISNU Kabupaten Pidie, Aceh, Nanda Saputra kepada NU Online, Rabu (13/9/2023) mengatakan kegiatan ini merupakan acara rutin tahunan yang diadakan santri dan masyarakat Aceh setiap Rabu atau malam Rabu terakhir bulan Shafar.


"Maksud dan tujuannya adalah sebagai ikhtiar memohon kepada Allah swt agar kita semua terhindar dari segala bala dan bencana. Bahkan akhir-akhir ini baik di negeri kita maupun di luar negeri sering terjadi bencana, apa itu bencana banjir, kebakaran, penyakit, korupsi, dan bencana politik dan sejenisnya," katanya.​​​​​​

 

Nanda Saputra menyebutkan bahwa ritual tersebut dimulai setelah shalat Maghrib berjamaah dilanjutkan dengan wirid, shalat sunat ba'diyah, baca Surat Yasin, shalawat, doa, dan pembuatan wafaq yang dilaksanakan setelah shalat Isya juga harinya tepatnya Rabu akhir bulan Shafar.


Tradisi tolak bala bagi masya­rakat Aceh menurut Ketua Umum Asosiasi  DKLPT itu bukanlah hal asing. Dalam tradisi masyarakat  dan santri di Aceh, ritual tolak bala atau lebih akrab dengan sebutan Uroe Rabu Abeh telah melekat dan selalu dirayakan pada setiap tahun tepatnya di akhir bulan Shafar.


Pria yang akrab disapa Gus Nanda juga Direktur Yayasan Penerbit  Muhammad Zaini menjelaskan sehari menjelang Rabu Abeh, sebagian masyarakat Aceh telah membuat persiapan yang tidak jauh berbeda saat menyambut lebaran atau puasa Ramadhan. Beragam jenis makanan dibuat untuk disajikan saat Rabu Abeh yang nantinya untuk bersedekah juga disantap bersama keluarga serta kerabat. Misalnya, lemang, ketupat, srikaya, timphan, kolak, bubur, ragam jenis gulai daging dan makanan lainnya yang dimasak menurut selera dan tradisi.


''Di hari persiapan itu, masyarakat beramai-ramai memadati pasar untuk mendapatkan kebutuhan bumbu dapur hingga berburu daging dan ikan ukuran besar. Mereka tidak tanggung-tanggung dalam meng­eluarkan biaya hanya untuk mendapatkan ragam makanan yang dipersiapkan secara khusus itu,'' ulasnya.