"Ilmu" Gelar Diklat New Media, Jurnalistik, dan Kepenulisan Se-Pamekasan
NU Online · Sabtu, 18 Februari 2012 | 06:28 WIB
Pamekasan, NU Online
Ikatan Alumni Yaspimu (ILMU) bekerja sama dengan OSIS SMA Islam Miftahul Ulum, Kertagena Tengah, Kadur, Pamekasan menggelar diklat New Media, Jurnalistik, dan Kepenulisan se-Pamekasan, Kamis (16/2). Acara yang ditempatkan di Auditorium Center SMA Islam Miftahul Ulum, itu diikuti oleh puluhan siswa dari lembaga pendidikan tingkat SLTA yang ada di Pamekasan.
<>
Sebagai tutor New Media, ILMU mengundang pakarnya: Hafiz Al Asad (Alumnus New Median and Politic, Ball State University Indiana Polis, United State of Amecica). Sedangkan dalam jurnalistik, ILMU mendatangkan Muhammad Ghozi (Wartawan Media Indonesia dan Metro TV). Adapun sebagai tutor Kepenulisan, ILMU menghadirkan Paisun (Peneliti dan Penulis Muda Nasional).
“Tujuan dari diklat ini ialah untuk mengenalkan kepada para pelajar bahwa saat ini sudah merebak New Media. Melalui pengenalan tersebut, diharapkan mereka nantinya tergerak untuk juga turut serta dalam pengembangan perubahan selaras dengan era globalisasi, kaitannya dengan informasi,” tutur ketua panitia, Muzammil.
Mahasiswa jurusan hukum Universitas Madura tersebut menambahkan, bahwa pengenalan New Media dipandang kurang cukup tanpa pembekalan kemampuan jurnalistik dan kepenulisan.
“Dari itulah, kami juga mengundang tutor yang memang ahli di bidang jurnalistik dan kepenulisan,” tegas ketua ILMU, Yuliatin, menguatkan pernyataan Muzammil.
Acara yang menghabiskan dana berkisar Rp 2 jutaan tersebut mendapat respon positif dari kepala SMA Islam Miftahul Ulum, Jam’an.
“Respon tersebut tidak hanya bersifat moril, tapi juga material,” ungkap sekretaris ILMU, Busiri.
Dukungan material tersebut, lanjut Busiri, berupa dana acara yang sepenuhnya ditanggung oleh pihak lembaga. Termasuk juga konsumsi peserta dan panitia.
“Apapun kegiatan ILMU yang sifatnya edukatif, pasti saya dukung sepenuhnya,” ujar Jam’an yang pernah menimba ilmu di Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep.
Penting diketahui, ILMU merupakan organisasi yang menyataukan alumni Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam Miftahul Ulum (YASPIMU). Ia didirikan sekitar 2 tahun yang lalu.
New Media & Citizen Journalism
Menurut Hafiz Al Asad, hadirnya New Media dalam kehidupan kita, diakui atau tidak memang memberikan implikasi cukup besar, dari persoalan sosial, ekonomi, politik hingga kebudayaan, semuanya mengalami pergeseran dan perubahan.
Dalam persoalan sosial misalnya, lanjut pemuda kelahiran Sumenep itu, kita mendapati akselerasi koneksi antar masyarakat yang mungkin dulunya masih tersekat oleh jarak dan waktu, maka kini hanya dengan sekali klik, pesanpun tersampakan.
“Jika dulu jarak dan waktu adalah kendala untuk saling berbagi, maka kini ia tak lagi berlaku dengan pesatnya dunia teknologi informatika,” paparnya yang didengarkan secara khidmat oleh para peserta.
Dalam hal ekonomi, tambahnya, adanya Amazon, Ebbay berikut Bhinneka hanyalah salah tiga dari banyak situs yang memberikan layanan transaksi jual dan beli melalui jasa layanan internet, di mana untuk melakukan transaski jual-beli, konsumen tak lagi disibukkan untuk harus pergi ke toko atau mall, malainkan hanya duduk, mencari, memilih dan membayar (biasanya melalui kredit card atau kartu debit yang sudah menyediakan layanan Internet Banking) yang selesai hanya dengan sekali klik. kondisi ini, disadari atau tidak tentu memberikan implikasi terhadap ihwal ekonomi, dimana transaksi bisa jauh lebih mudah, efisien dan aman serta tentu saja menguntungkan.
“Politik juga demikian. Masih segar dalam ingatan kita bagaimana beberapa waktu yang lalu, saat terjadi gonjang-ganjing antar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan lembaga kepolisian berupa clash serta cukup menarik perhatian masyarakat di Indonesia. Sebagai akibat dari problematika tersebut, timbullah gerakan mendukung KPK yang ramai di jejaring sosial yang kemudian dikenal dengan Cicak VS Buaya,” ujarnya detail.
Lebih lanjut Hafiz Al Asad menjelaskan, implikasi dalam ihwal kebudayaan juga tak kalah masif, sebagai salah satu contohnya adanya demam K-Pop yang melanda Indonesia beberapa tahun belakangan. Adanya Youtube, Twitter serta Facebook yang menyediakan informasi mengenai artis serta bintang korea saat ini, menjadikan pemuda Indonesia semakin keranjingan dengan budaya Korea. Ini misalnya dapat dilihat dari maraknya Boy Band dan Girl Band yang dari waktu ke waktu semakin meningkat.
Searus dengan New Media, tagasnya, keberadaan Citizen Journalism (CJ) juga mengalami peningkatan yang cukup pesat. Dari CJ yang mereportasikan berita melalui media mainstream seperti wideshot di Metrotv, iReport milik CNN, kompasiana.com milik Kompas Media, maupun media non-mainstream seperti peggunaan blogspot oleh beberapa komunitas maupun personal yang mereportasikan kejadian menarik di daerahnya.
Willis mengatakan kutip Hafaz Al Asad, bahwa keberadaan CJ menjadi pemain penting dalam proses pengumpulan, pengabaran, analisi serta penyebaran informasi . Ungkapan tersebut didasarkan pada dinamika New Media yang notabene jauh lebih atraktif dan responsif karena biasanya CJ melalui bantuan New Media memilih mengedepankan interaksi, baik antar pembaca dan CJ maupun pembaca dan pembaca.
“Demikian, titik kulminasi dari munculnya New Media dan Citizen Journalism pada akhirnya bertumpu pada kebebasan individu yang terakumulasi dalam “3C”, Create, Connect dan Colaborate sebagai salah tiga fungsi utama dari eksistensi New Media dan CJ,” tandasnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor : Hairul Anam
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
4
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
5
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua