Daerah

Putra Ketua Pagar Nusa Solo jadi Pesilat Terbaik Tapak Suci

Rab, 25 Desember 2019 | 20:00 WIB

Putra Ketua Pagar Nusa Solo jadi Pesilat Terbaik Tapak Suci

Abil (kanan) putra Ketua PC Pagar Nusa Solo (Foto: NU Online/Arin)

Surakarta, NU Online
Beberapa waktu lalu sempat viral di media sosial sosok pesilat muda bernama Abil Syadzili Hasan putra dari Ketua Pagar Nusa Solo, Burhanuddin Hilal yang berhasil menjadi pesilat terbaik putra SD dalam Kejurda Tapak Suci se-Surakarta 2019. 
 
Pesilat berprestasi ini juga berkesempatan tampil dalam penutupan acara Pelantikan Pengurus IPSI Kota Surakarta periode 2019 – 2023 pada Sabtu (21/12) malam.
 
Acara yang diselenggarakan di Pendopo Gedhe Balaikota Surakarta ini bukan hanya sebagai momen penting bagi IPSI Surakarta saja namun juga menjadi ajang para pendekar untuk memperkuat kerukunan dan persatuan. 
 
Dalam upaya menghidupkan tema kegiatan yaitu Rukun Agawe Santoso, Prestasi Agawe Happy yang sarat dengan nilai persatuan dan progresifitas ini,  pesilat muda bersaudara dari Tapak Suci, Abil Hasan Syadzili dan pesilat PSNU Pagar Nusa, Tasya Azarine menampilkan pencak silat kolaborasi Harmoni Kerukunan di penghujung acara.
 
“Penampilan ini merupakan pencerminan dari 'Rukun Agawe Santoso, Prestasi Agawe Happy', meskipun berasal dari perguruan dan ajaran yang berbeda, namun tetap bisa rukun dan bersama-sama mengukir prestasi” tutur Burhanuddin Hilal selaku ketua panitia dalam acara Pelantikan Pengurus Kota IPSI Surakarta periode 2019 – 2023 pada Sabtu (21/12) kemarin dan sekaligus ayah dari kedua pesilat yang tampil.
 
Kepada NU Online, Rabu (25/120) Burhanuddin mengaku bangga dengan capaian prestasi Abil. Ia menjadi seorang putra dari ketua Pagar Nusa Solo yang mampu berprestasi di bidang yang sama seperti ayahnya meskipun diperguruan yang berbeda.
 
“Keluarga memang sengaja menyekolahkan Abil ke sekolah Muhammadiyah, sebab memang sejak dulu seluruh putra KH Hilal Adnan disekolahkan di SD Muhammadiyah 2 termasuk saya dan berlanjut ke cucu-cucunya. Untuk mengikuti ekskul silat di sekolahnya yaitu Tapak Suci merupakan kemauan Abil sendiri dan saya sebagai bapaknya membiarkan hal tersebut walaupun saya Ketua Pagar Nusa Solo” papar Gus Burhan.
 
Dijelaskan, terlibatnya anggota keluarga di perguruan pencak silat yang berbeda akan menjadi jalan untuk memulai gerakan kerukunan dari diri sendiri dan keluarga. Bagi mereka kerukunan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan, terlebih bagi para muslim dan pendekar di mana yang banyak diwarnai dengan perpecahan mengatasnamakan agama.
 
“Kerukunan dan kedamaian antar muslim harus dimulai dari diri kita dan keluarga kita, bahwa amar ma’ruf harus dilakukan dengan ma’ruf, kemudian bagi semua elemen muslim di organisasi manapun harus selalu waspada dengan adanya penyusupan dan upaya adu domba sesama muslim," tegasnya. 
 
Burhanuddin berharap untuk para pendekar agar benar-benar mendalami dan mengedepankan ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah/insaniyah di setiap gerak langkahnya. Insyaallah akan tercapai harmonisasi kerukunan, kedamaian, dan Indonesia yang makmur.
 
Kontributor: Arindya, Ajie Najmuddin
Editor: Abdul Muiz