Daerah

Pupuk Cinta Rasul Para Napi, Lapas Papua Peringati Maulid Nabi

Ahad, 20 Desember 2015 | 03:00 WIB

Jayapura, NU Online
Cuaca panas pada Sabtu (19/12) siang tak mengurangi antusiasme petugas dan warga binaan pemasyarakatan (WBP) untuk mengikuti acara peringatan Maulid Nabi Muhammad di Masjid At-Tarbiyyah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II A Abepura, Jayapura, Papua.
<>
Acara diawali dengan pembukaan dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dilanjut pembacaan qasidah maulid  oleh aktivis NU Papua.

Kepala Lapas Bagus Kurniawan berharap, dengan di adaknya pengajian akbar yang turut mengisi peringatan Maulid Nabi kali ini bisa memberikan semangat terutama pada narapidana agar bisa mencintai serta meneladani ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

"Kami berharap dengan di adakanya maulid ini warga binaan  bisa mencontoh prilaku Rasulullah dalam bermasyarakat dan bisa meningkatkan keimanan dan bisa memotivasi para napi agar bisa lebih baik setelah mengikuti acara ini," ujarnya.

Kepala Lapas lantas menceritakan bagimana seorang Bung Karno begitu mencintai dan menghormati Nabi Muhammad. "Saat masih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, pada tahun 1976  Bapak Soekarno pernah beziarah ke Makam Nabi Muhammad. Di dalam kunjungannya, Bung Karno ditemani  Raja Saudi. Begitu jarak 100 meter dari makam Nabi, saat itu pula Bung Karno melepaskan semua atribut-atribut dan pangkat kenegaraan yang digunakan.”

Raja Saudi yang mendampinginya pun terheran-heran dan bertanya-tanya kepada Bung Karno, "Mengapa Anda melepaskan itu semua?"

Bung Karno dengan tenang menjawab, "Yang ada di sana itu adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau memiliki pangkat yang jauh lebih tinggi dari kita, aku dan dirimu."

Bung Karno, lanjut Bagus, lalu berjalan merangkak hingga ke makam baginda Nabiyullah Muhammad. Begitulah, betapa besar bentuk ketundukan dan kecintaan seorang Bung Karno kepada Rasulullah, pembawa risalah kebenaran ke seluruh jagad raya. Bagi Soekarno, tidak ada yang bisa menandingi derajat dan pangkat yang Rasulullah SAW miliki sebagai kekasih Allah.

"Ramainya kunjungan peziarah ke tempat peristirahatan terakhir Bapak Soekarno di Blitar, Jawa Timur, adalah salah satu berkah dari pada hormatnya Bapak Sukarno kepada Rasulullah," pungkas Bagus.

Indikator Kecintaan

KH Muhammad Nur dalam uraian hikmahnya menyampaikan tentang hikmah Maulid Nabi. Menurutnya, memperingati Maulid Nabi Muhammad merupakan indikator kecintaan kita kepada Rasulullah. Walaupun cinta kita tidak sebanding dengan cinta beliau kepada kita.

"Kalau kita cinta Rasulullah kita harus sering menyebut namanya dan perbanyak membaca shalawat," ujar KH Muhammad Nur.

Kiai Muhammad Nur juga memotivasi para jamaah tentang betapa pentingnya menuntut ilmu. Baginya, siapa yang duduk sesaat mencari ilmu maka lebih mulia daripada shalat sunnah 1000 rakaat .”Apalagi dalam majlis kali ini di isi oleh dzikir dan shalawat," tambahnya.

Di akhir ceramahnya, Kiai Muhammad Nur juga mengajak agar jamaah yang hadir  untuk memperbanyak membaca istighfar. "Nabi selama hidupnya mencontohkan membaca istighfar sehari 100 kali. Nabi yang maksum saja membaca istighfar apalagi kita yang hanya manusia biasa .Seberapa banyak dosa kita pasti kalau kita bertaubat akan di ampuni," tuturnya.

Acara peringatan Maulid Nabi Muhammad merupakan agenda tetap Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) di Lapas kelas II A Abepura Papua. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pembinaan mental rohani Islam bagi WBP Lapas.

Turut hadir pula dalam kesempatan ini Ustadz Misbah (pengurus PWNU Papua) ,Ustadz Rozi (pengurus majelis taklim Al-Munawaroh ),Ustadz Didi (PMII UNIAP Jayapura) , Ustadz Yustafat (Ketua Matan STAIN Al Fatah Jayapura ), Ustadz Rasyidt (Ketua Sarkub Jayapura), dan Abd Wahab (Kordinator PPM ASWAJA-Sarkub Provinsi Papua)

Kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad di Lapas kelas II A diakhiri dengan shalat Asar berjamaah di Masjid At-Tarbiyyah. (Abdul wahab/Mahbib)