Daerah

Puasa Bukan Sekedar Ibadah Casing

NU Online  ·  Senin, 21 Mei 2018 | 10:00 WIB

Brebes, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Modern Al-Falah Desa Jatirokeh Kecamatan Songgom Brebes Jawa Tengah KH Moh Nasrudin menandaskan, kalau puasa itu ibadah yang sangat istimewa sehingga tidak bisa dilihat dari casingnya saja. 

Tidak bisa melihat seseorang berpuasa atau tidak puasa dari luarnya saja, karena ibadah puasa berhubungan langsung antara hamba-Nya dengan Allah SWT, bukan dengan manusia.

“Puasa itu, satu bulan yang istimewa dan diistimewakan Allah SWT,” tutur Kiai Nasrudin saat berbincang dengan NU Online di kediamannya kompleks pondok pesantren Modern Al Falah Brebes, Ahad (20/5).
 
Dia menyebutkan sebuah hadits yang berarti puasa untukku dan akulah yang akan memberikan imbalan bagi orang yang berpuasa. Betapa sangat luar biasa bagi orang yang bisa berpuasa karena hanya Allah yang bisa melihat orang itu berpuasa atau tidak dan yang memberikan pahala.

"Puasa merupakan ibadah sirri sedangkan ibadah lainnya bersifat jahar. Orang lain tidak bisa melihat orang berpuasa atau tidak. Bahkan sering terlihat, orang yang tidak berpuasa justru berpenampilan seakan-seakan berpuasa, melebihi orang yang berpuasa," ujarnya.
 
Dikatakan, ibadah shalat terlihat, ibadah haji juga membahana kabarnya sekampung bisa mendengar karena digelar berbagai acara pisah sambut, pulang haji lalu pakai peci putih. Sedang ibadah puasa sangat rahasia, sangat istimewa di mata Allah.

“Satu satunya ibadah yang pahalanya bisa berjumpa dengan Allah SWT ya puasa. Dua kebahagiaan yang dinikmati orang yang berpuasa yakni ketika berbuka puasa dan nanti akan berjumpa dengan Allah,” ungkapnya. 

Ketua PC GP Ansor Brebes tahun 1990 itu menjelaskan, kalau puasa juga bukan ibadah tren, tidak bisa digayahidupkan. Di kota-kota besar, puasa dijadikan tren casing diantaranya dengan gelaran acara buka puasa bersama di kantor-kantor, di rumah orang-orang kaya ataupun politisi.

Bisa saja tuturnya, penyelenggara kegiatan buka puasa bersama tersebut,  berpuasa atau tidak  berpuasa, sulit untuk diketahui. Di dalam area buka puasa bersama itu seringkali juga banyak orang yang tidak puasa banyak yang datang dan ikut-ikutan buka puasa. 

Bukan nuansa yang religi terbangun, tetapi hanya menjadi tren bagi orang orang yang berduit untuk menaikan pamornya di mata masyarakat. 

“Tetapi Alhamdulillah, puasa tren tidak terjadi di desa-desa. Semoga kita terlindungi dari puasa sebagai casing saja,” pungkas Nasrudin yang juga mantan Anggota DPR RI itu. (Wasdiun/Muiz)