Daerah HARLAH KE-54 PMII

PMII Pariaman Tingkatkan Kekuatan Islam Moderat

NU Online  Ā·  Jumat, 18 April 2014 | 14:01 WIB

Pariaman, NU Online
Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus didorong untuk melakukan berbagai kegiatan keagamaan yang dapat meningkatkan penguatan nilai-nilai Islam moderat yang berdasarkan paham Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja). Penguatan ini semakin penting dirasakan mengingat makin kuatnya tantangan yang dihadapi kader PMII di tengah pergulatan pemikiran global.<>

Ketua Umum PKC PMII Sumatera Barat Afriendi mengungkapkan hal itu pada puncak Harlah PMII ke-54 di PC PMII Kota Pariaman yang berlangsung, Kamis (17/4/2014) malam di sekretariat PCNU Kota Pariaman, Desa Simpang , Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman. Hadir Sekretaris Tanfizdiyah PCNU Kota Pariaman Muhammad Nur, MA, Bendahara PW GP Ansor Sumbar Armaidi Tanjung, Ketua Umum PC PMII Kota Pariaman Satria Effendi, Ketua PC PMII Kabupaten Padangpariaman Rodi, Mabincab PMII Kota Pariaman Ory Sativa Sakban, mantan Ketua Umum PMII Kota Pariaman Hendri dan Idris.

Menurut Afriendi, upaya yang harus dilakukan kader PMII dalam meningkatkan penguatan nilai-nilai Aswaja adalah melakukan kegiatan lebih banyak di pondok pesantren. Artinya, kader PMII harus lebih dekat dengan para ulama yang menjadi panutan di tengah masyarakat.

ā€œKader PMII ke depan yang diharapkan adalah yang memiliki kekuatan Aswaja dan kepemimpinan. Kekuatan Aswaja ditumbuhkan dengan melakukan kegiatan di pondok pesantren, selain melalui pengkajian, diskusi dan pendalaman nilai dasar perjuangan (NDP). Sedangkan kekuatan kepemimpinan dibentuk melalui kekuatan organisasi. Dimana kader berproses di PMII ini,ā€ kata Afriendi yang juga anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumatera Barat ini.

Afriendi juga menambahkan, sudah saatnya kader PMII memperbanyak zikir. Jangan hanya aksi di lapangan seperti demo, bakti sosial dan sebagainya. ā€œPMII harus memiliki karakter tersendiri. Kehadiran PMII hendaknya sesuai dengan misi kelahiran PMII 54 tahun lalu,ā€ kata Afriendi.

Terkait dengan pelaksanaan Pemilu 9 April lalu, Afriendi menilai masih jauh dari harapan. Hal ini disebabkan masih banyaknya masalah yang ditemui saat pelaksanaan pemunggutan suara. Diantara masalah yang ditemui, adanya kertas suara yang tertukar satu daerah pemilihan dengan daerah pemilihan lain, pencoblosan ramai-ramai oleh pihak tertentu, dan banyaknya indikasi money politik (politik uang) yang dilakukan caleg. Ā 

PMII yang tergabung dalam Kelompok Cipayung, turut mendukung pelaksanaan Pemilu 9 April yang bersih, jujur, aman dan mendorong tingkat partisipasi pemilik. Namun upaya yang dilakukan baru sebatas himbauan dan ajakan di media massa agar semua pihak dapat menjalankan peran masing-masing sehingga pelaksanaan Pemilu 9 April berjalan lancar, aman, tertib dan sesuai dengan undang-undang.

PMII sangat prihatin adanya gejolak pasca Pemilu 9 April. Baik protes tim sukses caleg yang berujung dengan tindakan kekerasan, pembakaran kantor penyelenggara Pemilu karena tidak menerima kekalahan sebagai caleg,Ā  sampai adanya caleg yang mengalami gangguan jiwa hingga masuk rumah sakit jiwa, kata Afriendi.

Dikatakan Afriendi, agenda Pemilu 2014 yang di depan mata adalah pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres). Pada Mei 2014 sudah mulai pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden. ā€œKader PMII di semua tingkatan diminta untuk turut mengawal pelaksanaan pilpres sehingga dapat berjalan lancer. Kader PMII harus berperan aktif menyukseskan Pilpres tersebut,ā€ kata Afriendi. (Armaidi Tanjung/Anam)