Daerah

PMII Luwu Sulsel Mengharap Uluran Tangan untuk Ibu Kama

NU Online  ·  Senin, 18 Juni 2018 | 13:00 WIB

Luwu, NU Online
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).Provinsi Sulawesi Selatan tengah memperjuangkan nasib warga miskin, Ibu Kama. Persoalan kemiskinan masih menjadi fokus yang harus dicari jalan keluarnya oleh pemerintah. Agar negara mampu mewujudkan sila kelima dalam Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

 “Ibu Kama adalah sebagian kecil dari masyarakat Indonesia yang terjerat persoalan kemiskinan,” kata Yusri Pudding, Senin (18/6). Aktifis PMII ini mengingatkan bahwa pemerintah memiliki kewajiban memberi perhatian, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan harian, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, lanjut alumni Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia Makassar ini.

Yusri menerangkan saat ini Ibu Kama tinggal dengan anaknya yang bernama Bulo di tengah kebun jauh dari pemukiman warga dan belum dijangkau oleh aliran listrik. "Kondisinya sangant memprihatinkan,” jelas Yusri. Keluarga Ibu Kama tidak bisa memberikan santunan karena lokasinya yang tidak terjangkau, lanjut mantan Sekretaris Umum PMII Rayon Ekonomi UMI tersebut.

Sekedar diketahuai bahwa anak Ibu Kama yaitu Bulo saat ini kondisinya dalam keadaan terpasung dan Ibunya sudah tua sudah tidak bisa jalan bahkan menyiapkan makanan sendiri pun susah. “Hanya orang sekitar yang terkadang membawakannya makanan. Itu pun kalau ada,” jelasnya. Tempat tinggalnya hanya gubuk kecil seadanya dan jauh dari kata layak, lanjutnya.

Ibu Kama tinggal di Dusun Tocemba, Desa Rumaju, Kec. Bajo, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan. Tepatnya 200 meter dari pemakaman umum Rumaju.

Yusri mengharapkan uluran tangan dari pemerintah, khususnya di Kabupaten Luwu agar memberi perhatian kepada keluarga Ibu Kama. Lebih jauh, aktivis PMII ini mengajak seluruh masyarakat agar peka terhadap persoalan sosial yang dihadapi Ibu Kama. “Apalagi ini masih momen lebaran,” kata Yusri 

Dirinya berharap uluran tangan untuk Ibu Kama agar bisa hidup layak. “Selain pemerintah, saya kira Ibu Kama adalah tanggung jawab kita bersama sabagai bentuk sikap solidaritas kebangsaan,” tutupnya. (M Aras P/Ibnu Nawawi)