Daerah

PMII Harus Bentengi Wajah Islam Indonesia dari Ekstremisme

NU Online  ·  Jumat, 22 April 2016 | 01:09 WIB

Jombang, NU Online
Gerakan radikal di Indonesia semakin hari semakin marak. Bahkan dalam perkembangannya, gerakan itu juga berusaha menguasai media, baik cetak ataupun elektronik sebagai salah satu media propaganda yang dianggap efektif untuk menyebarkan ajaran-ajarannya.

Demikian disampaikan Majelis Pembina Komisariat (Mabinkom) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ya'qub Husein, Hj Chumaidah saat memberikan arahannya di perayaan hari lahir ke-56 PMII yang digelar Pengurus Komisariat PMII setempat. Ia mengungkapkan bahwa upaya menangkal paham Islam garis keras itu ialah kewajiban bersama untuk tetap menjaga keramahan Islam khas di Nusantara.

"Kita harus selalu mendengungkan Islam Indonesia, Islam Indonesia, yang menegaskan bahwa kita tidak boleh lupa dengan wajah Islam Indonesia. Rasulullah SAW juga tidak pernah melakukan kekerasan dalam berdakwah," katanya, Kamis (21/04) sore di mushala depan kantor PMII itu.

Menurutnya, organisasi kemahasiswaan yang berhaluan Aswaja (Ahlussunnah wal Jamaah) sebagai manhajul fikr (metode berpikir) ini, sudah semestinya berjuang melawan gerakan radikal, baik secara lisan, tulisan maupun gerakan.

Nilai-nilai tawassuth (moderasi), tasamuh (toleransi), tawazzun (keseimbangan), dan ta'adul (keadilan) dalam Aswaja sebagai landasan dalam berideologi dan bergerak sangat relevan dengan kondisi Indonesia yang memiliki keragaman paham, kultur dan budaya.  Sementara sikap memaksakan ideologi radikal dari sejumlah kelompok di Indonesia tidak sesuai dengan nilai Aswaja, Pancasila dan NKRI. Justru akan merusak tatanan kebangsaan yang harmonis.

"Antropologi masyarakat Indonesia dinilai strategis dengan sumber daya alamnya yang melimpah, namun SDM-nya yang belum dapat bersaing seluruhnya. Oleh karena itu kader PMII harus mempunyai tekad untuk berperan memberantas kebodohan, apalagi sebagai mahasiswa aktivis yang terjun di dunia pendidikan", imbuhnya. (Rif'atuz Zuhro/Syamsul Arifin/Mahbib)