Daerah

PMII Adalah Parlemen Jalanan yang Harus Peka dengan Keadaan

NU Online  ·  Jumat, 20 April 2018 | 04:00 WIB

Pontianak, NU Online
Peringatan hari lahir ke-58 tahun Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Kalimantan Barat (Kalbar) berlangsung meriah. Kegiatan dilangsungkan di Pontianak Convention Center dan menghadirkan para alumni PMII yang tersebar di kawasan tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dengan penuhnya kursi tamu undangan yang disediakan, Kamis (19/4).

Pada kesempatan tersebut, mantan Ketua Pengurus Cabang PMII Kota Pontianak, Imam Sobirin menyampaikan bahwa kegiatan ini mampu mengingatkan peristiwa saat awal berproses di PMII. "Kalau melihat kader PMII, saya jadi ingat ketika dulu di Mapaba (Masa penerimaan Anggota Baru). Dan mungkin PMII zaman dulu berbeda dengan sekarang," tuturnya.

Dirinya mengingatkan bahwa PMII adalah parlemen jalanan, di mana harus peduli dengan lingkungan sekitar dan peka terhadap suatu permasalahan. Dan untuk meningkatkan kepekaan dan kepedulian tersebut, para kader harus rajin membaca buku. “Karena membaca buku akan memberikan pengetahuan, serta kader PMII kelak yang akan menjadi pemimpin,” katanya. Baginya, calon pemimpin harus mencerdaskan. Karena itu, membaca adalah sebagai pintu masuk, lanjutnya. 

Ia mengemukakan bahwa saat ini PMII tumbuh begitu pesat. Kalau di era dulu Komisariat PMII yang ada di Kalbar mungkin hanya dua  atau tiga. “Sedangkan sekarang komisariat bisa tersebar di setiap kampus yang ada di Kalbar,” ungkapnya.

Khusus kepada kepengurusan di tingkat cabang, dirinya berpesan agar menyebarkan PMII dengan cara plural agar seluruh etnis tergabung dalam organisasi ini.

Sedangkan H Nasrin Hijar selaku alumni sekaligus pernah menjabat sebagai pengurus cabang mengemukakan bahwa momen harlah menjadi peristiwa bersejarah. “Apa yang dilakukan saat ini menjadi catatan yang nantinya akan diceritakan kepada anak maupun kader PMII,” urainya.

Peristiwa ini akan menjadi momen biasa saja atau luar biasa. “Tinggal bagaimana para alumni maupun kader dalam menuliskan momen ini akan menggunakan tinta emas atau tinta biasa,” katanya. 

Ia menegaskan kepada seluruh alumni maupun kader yang yang hadir, apapun posisi atau jabatan yang diemban sekarang tidak menjadi masalah, yang terpenting bagaimana menjalankan peran dan fungsi tersebut.

"Bukan soal posisi. Yang penting adalah fungsi. Apapun pekerjaan atau jabatannya, yang terpenting adalah bermanfaat bagi orang lain, juga menyebarkan Islam Ahlusunnah wal Jama'ah,"  tandasnya. 

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan pemotongan tumpeng sebagai puncak peringatan harlah. (Maulida/Ibnu Nawawi)