Daerah

PKBM Yalatif Selenggarakan Ujian Nasional Kejar Paket B

Rab, 3 Juli 2013 | 13:31 WIB

Jombang, NU Online
Semangat  untuk menyongsong masa depan yang lebih baik tampak dari para peserta ujian ini. Mereka tidak mempedulikan masa lalunya, asalkan bisa disejajarkan dan dapat menempuh pendidikan yang sama. <>

Hal itu tampak dari raut muka Samanhudi (16 tahun) yang merupakan anak mantan penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Medaeng, Sidoarjo. Ia tidak dengan serius mengikuti Ujian Nasional kejar paket B yang dilaksanakan sejak tanggal 1 - 3 Juli 2013. 

Untuk materi soal hari terakhir ini, ia mampu menuntaskan sejumlah soal matematika. Sedangkan hari kemarin, soal-soal yang dikerjakan adalah IPS. 

Anak muda ini terpaksa berurusan dengan Lapas Medaeng dan baru bisa menikmati udara bebas Januari 2013 lalu. "Saya di Medaeng selama lima bulan," katanya. 

Kendati demikian, Samanhudi tidak merasa bahwa masa depannya gelap. "Saya harus mampu mengejar  cita-cita, diantaranya dengan mengikuti ujian ini" katanya. Baginya, menjadi mantan tahan memang sebuah takdir yang tidak bisa ditolak. "Namun masa depan saya tetap ada," sergahnya. 

Bagi Samanhudi, ia tidak jauh berbeda dengan manusia  lain yang memimpikan masa depan yang lebih baik. "Saya ingin mendapat ijazah setara SMP, setelah itu mau ikut belajar di paket C," katanya dengan penuh semangat. 

Soal setelah ikut kejar paket itu mau jadi apa dan bisa kerja adalah persoalan ke sekian, "Yang penting saya sekarang belajar dulu," ujarnya.

Dia mengakui, setelah dirinya selesai menjalani masa 'penginapan' di Lapas Medaeng karena kasus pencurian, kehidupan dan perlakuan warga sekitar jauh berubah. "Sampai sampai kalau ada HP hilang, tuduhannya langsung mengarah ke saya, saat ada ayam hilang, lagi-lagi saya yang disangka," tuturnya.

Untuk meredakan emosi dan menjaga psikologis, atas saran dari paman dan bibinya akhirnya ia memilih tinggal di shelter Rumah Hati Jombang.  Rumah Hati sendiri merupakan lembaga yang mendampingi anak-anak Lapas dan mantan penghuni Lapas. Saat tinggal di shelter itulah, Samanhudi akhirnya menemukan ketertarikan untuk melanjutkan sekolah, meski pada jalur non-formal.

Selain Samanhudi, terdapat 6 orang lain yang mengikuti UN Paket B yang diselenggarakan oleh Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Yalatif, Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Jombang. Salah satu diantaranya adalah Nur Ikhsani (40), warga Desa Sumberejo, Kecamatan Peterongan, Jombang.

Nur Ikhsani, meski harus membawa kruk di tangan kanan dan kirinya akibat kecelakaan yang dialami sebulan yang lalu, namun tetap semangat mengikuti UN. "Supaya dapat ijazah mas," katanya. Ia merasa malu dengan anak-anak yang sudah SMA dan SMP, sedangkan dirinya hanyalah lulusan SD. 

Pria yang berencana maju  pencalonan perangkat desa ini mengaku akan melanjutkan sekolah hingga selesai paket C. "Ada rencana melamar jadi pamong desa. Tapi yang terpenting saya lulus setara SMA agar bisa memotivasi anak-anak dan orang lain supaya bisa sekolah yang lebih tinggi," kata Nur Ikhsani.

Ketua PKBM Yalatif, Zainuddin mengungkapkan, pada Ujian Nasional Paket B tahap kedua tahun 2013 ini terdapat 9  peserta. Namun, saat pelaksaan ujian yang dimulai Senin (1/7/2013), 2 orang  tidak hadir hingga hari kedua. "Yang hadir sekarang 7 orang, seharusnya 9 orang tapi yang 2 orang tidak datang," ujar salah seorang pengurus ISNU Jombang ini, 


Redaktur      : Syaifullah Amin
Kontributor : Syaifullah Ibnu NawawiÂ