Daerah

Pilih Pemimpin Beda dengan Pilih Baju Lebaran

NU Online  ·  Senin, 22 Juli 2013 | 04:01 WIB

Probolinggo, NU Online
Memilih pemimpin jelas berbeda dengan memilih baju untuk dipakai saat Lebaran nanti. Demikian disampaikan  oleh Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Probolinggo Ahmad Hudri terkait pemilihan calon walikota dab wakil walikota Probolinggo di musim lebaran nanti.<>

Katanya, pemilih harus benar-benar melihat kapasitas pemimpin yang akan memimpin Kota Probolinggo lima tahun ke depan. Menurutnya, sosok pemimpin harus berani berkata tidak pada setiap bentuk kemaksiatan.

“Prinsipnya, pemimpin yang baik akan mewujudkan masyarakat yang baik. Begitu pula sebaliknya. Kami melihatnya dari sudut pandang kami sebagai ormas (organisasi kemasyarakatan) Islam. Intinya harus berkata tidak pada maksiat, termasuk pada korupsi,” katanya kepada NU Online, Kamis (18/7).

Dengan bersikap seperti itu, maka pemimpin itu layak disebut berpihak pada kepentingan masyarakat dan umat. Termasuk indikator seorang pemimpin yang harus bisa menjadi pelayan umat. “Pemimpin harus yang melayani, bukan minta dilayani. Apalagi pemimpin yang minta dihormati,” jelasnya.

Di samping itu, momentum pemilukada yang digelar berdekatan dengan Ramadhan ini menurut Hudri harus direnungi bersama. Sehingga, mampu melahirkan pemimpin yang memiliki kapasitas yang mumpuni. Mulai dari agama sampai pemerintahan.

Maklum, selama ini sistem politik hanya melahirkan pemimpin politik yang kemudian ketika sudah jadi lupa pada umatnya. “Mudah-mudahan wali kota terpilih bukan karena terpilih dengan suara terbanyak saja, tetapi juga karena kedekatannya pada Allah SWT dan kemampuannya,” pungkasnya.



Redaktur     : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar