Pesta Rakyat Desa Madyopuro Hadirkan Suasana Lawas
NU Online · Kamis, 31 Maret 2016 | 16:16 WIB
Potret-potret kearifan lokal yang masih terjaga menjadi kekuatan tersendiri bagi peradaban Nusantara. Gempuran modernitas yang tak lain bermaksud mengaburkan sejarah bagi generasi muda bisa tersaring oleh kebudayaan yang terus dikenalkan pada masa ke masa. Hal ini menginisiasi pemuda karang taruna Dusun Madyopuro, Sawojajar Kabupaten Malang menghidupkan pesta rakyat “NGIABI” 2016, Ngadipoera (sekarang Madyopuro) Djaman Bijen.
Volodrome disulap menjadi kampung zaman dulu yang remang-remang. Beberapa gubuk bambu yang berjajar menyajikan berbagai barang antik zaman dulu, dolanan rakyat, jajanan pasar, ombean lawas, dan pagelaran seni yang ditampilkan warga sekitar.
Saat berita ini ditulis, remaja-remaja yang memakai pakaian adat dan sedang menjadi foto model zaman biyen sedang berlenggak-lenggok di jalan menyapa pengunjung. Sontak pakaian adat yang anggun itu menjadi perhatian para pelanggan yang sedang bernostalgia dengan barang-barang lawas.
Pesta rakyat ini menjadi perayaan rutinan yang dimulai sejak tahun 2016, lebih tepatnya dalam satu bulan ada lima hari digunakan untuk perayaan berbasis kerakyatan.
Misbah, salah seorang penjual kopi di bedak lawas itu menjelaskan bahwa dagangannya sangat laris di momen pesta rakyat ini. Karenanya ia menjadi pedagang yang terus-menerus mengikuti pesta rakyat.
“Penjual yang lain juga bertahan, pesta rakyat ini sangat membantu perekonomian mereka,” tuturnya.
Acara yang dihelat lima hari (29/3-2/4) berturut-turut ini berhasil menarik banyak pengunjung. Hal ini terbukti dengan ramainya pengunjung hingga malam hari meski Malang tidak pernah lepas dari hujan di sore hari.
Contohnya Achmad Ali Mustofa. Pengunjung asal Pasuruan ini berburu barang lawas semacam uang dan buku. Menurutnya, barang-barang langka ini jarang ditemukan kecuali pada momen-momen tertentu.
“Saya suka momen seperti ini masih terjaga dengan baik di Malang,” ujarnya sambil terus memilih-milih barang buruannya.
Pesta rakyat yang mengusung tema “Nuwun Sewu” ini didukung dengan berbagai macam perlombaan, di antaranya; lomba acara drumben se-Malang Raya, foto model zaman biyen, fashion show, dan Perkusi Independen Malang. (Diana Manzila/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua