Daerah

Peserta Diklatsar Kebayoran Lama Ngaji Tauhid Sifat 20 dan Teologi Syirik

NU Online  ·  Senin, 6 Agustus 2018 | 13:20 WIB

Jakarta, NU Online
Sekretaris Wilayah GP Ansor DKI Jakarta Dendi Zuhairil Finza menerangkan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah Imam Asyari dan Maturidi di hadapan peserta Diklatsar Terpadu Dasar Banser Angkatan I PAC GP Ansor Kebayoran Lama di Yayasan Darul Maarif Al-Khalidiyyah, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat-Ahad, (3-5/8).


Ia mengatakan bahwa kader ansor dan banser harus memahami aspek keislaman dalam hal ini aqidah Aswaja menurut Imam Asy’ari dan Imam Maturidi.

"Ulama Aswaja telah merumuskan tauhid luar biasa melalui sifat 20. Penalaran luar biasa ini penting agar kita terhindar sejauh mungkin dari kemusyrikan," kata Dendi di hadapan 47 peserta DTD Banser angkatan pertama PAC GP Ansor Kebayoran Lama.

Menurutnya, banyak anak-anak usia sekolah dasar dan sekolah menengah sanggup menghafal Al-qQran. Tetapi sayangnya anak-anak itu tidak dibekali dengan ilmu tauhid yang memadai.

"Padahal ini soal tauhid. Kenapa sifat 20 yang sedikit itu tidak hafal," kata dendi.

Ia menambahkan bahwa kajian tauhid sifat 20 menjauhkan kita agar tidak terjebak pada tajsim, yaitu teologi yang mengajarkan Allah serupa dengan makhluk-Nya yang berjasad seperti bertangan, berwajah, dan anggota badan lainnya.

"Tajsim itu salah satu bentuk syirik. Kajian sifat 20 mengajarkan kita agar tidak keliru memahami ayat misalnya yadullah fauqa aydihim," kata dendi.

Selain itu, Dendi juga menjelaskan hubungan yang seharusnya dijalin oleh umat Islam, yaitu hablum minallah (hubungan dengan Allah), hablum minan nas (hubungan sesama manusia), dan hablum minal alam (hubungan manusia dengan lingkungan).

"Banjir dan pemanasan global tidak lain adalah karena ulah manusia," kata dendi yang juga pengurus Lembaga Bantuan Hukum PP GP Ansor. (Alhafiz K)