Daerah

Pesantren Tempat Mendidik Manusia, Bukan Tempat Makan Enak

NU Online  ·  Senin, 2 Mei 2016 | 14:03 WIB

Way Kanan, NU Online
Staf Ahli Bupati Way Kanan Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Gino Vanollie meyakini pesantren sebagai lembaga yang serius mengembangkan intelektualitas peserta didiknya. Pesantren berhasil menyadarkan para santri perihal tujuan utama mereka datang ke pesantren, menuntut ilmu.

Demikian disampaikan Gino Vanollie di Gunung Labuhan, Way Kanan, Senin (2/5).

"Keunggulan pesantren dari sekolah umum salah satunya adalah menanamkan karakter. Teman saya memondokkan anaknya di salah satu pesantren di Jawa Timur. Sekitar dua bulan ia tengok anaknya dan menangis karena iba melihat apa yang dimakan anaknya, berbeda jauh dengan di rumah," kata Gino.

Namun, anak temannya dengan cerdas memberikan jawaban yang membuat ayahnya diam. "Yah, di sini itu untuk mengisi ini (sambil menunjuk kepalanya), bukan mengisi ini (sambil menunjuk perutnya). Itulah kehebatan pesantren, mampu menumbuhkan karakter kuat dalam diri seseorang," ujar Gino yang juga Ketua Umum Forum Guru Independen Indonesia (FGII) itu.

Karena itu, imbuh Gino, para peserta Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (BPUN) 2016 yang digelar GP Ansor Way Kanan sangat beruntung bisa tinggal di pesantren kendati hanya satu bulan.

Sementara pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Pesantren Assiddiqiyah XI asuhan Kiai Imam Murtadlo Sayuthi menggelar upacara yang diikuti santri dan peserta BPUN.

"Banyak perubahan kami dapatkan selama tinggal di pesantren seperti diajarkan mandiri, disiplin waktu, hingga kebersamaan," ujar pelajar SMA Pangastuti Samsul Bahri yang menjadi peserta BPUN Way Kanan 2016.

Para peserta BPUN tak ragu menyatakan bahwa pelaksanaan program utama Yayasan Mata Air itu merupakan cara Ansor Way Kanan yang dipimpin Gatot Arifianto mengisi Hardiknas dengan perbuatan, bukan sekedar seremoni. (Syuhud Tsaqafi/Alhafiz K)