Pesantren "Rumah Sakit" untuk Radikalisme
NU Online · Sabtu, 18 Mei 2013 | 00:09 WIB
Makassar, NU Online
H Afifuddin Harisah, Lc, M. berhasil mempertahankan disertasinya bertajuk "Pluralisme dalam Perspektif Pesantren di Sulawesi Selatan dan Peranannya dalam Mencengah Radikalisme Agama" di UIN Alauddin Makassar, Kamis (16/5) kemarin. <>
Aktifis senior IPNU Makassar dan salah satu pengurus NU Kabupaten Bone adalah putra dari Anregurutta HM. Harisah AS yang juga salah satu Syuriah PWNU Sulsel dan Pemimpin PP Annahdlah UP yang saat ini dirawat intensif di RS Wahidin Makassar.
Dalam promosi doktornya tampak hadir Ketua STAIN Bone, Wakil Dekan I Fak. Sastra UNHAS, Pengurus Cabang NU Kab. Bone, Ketua Umum PP IPNU Khairul Anam HS, Ketua Ikatan Alumni Pesantren Annahdlah (IAPAN) Dr. Firdaus Muhammad, dan Ketua IPNU Sulsel rekan Muh. Ramli.
Dalam paparannya, menurut Afifuddin paham pluralisme yang dimaksud dalam disertasinya adalah perbedaan merupakan sebuah keniscayaan yang mestinya diterima dan dihayati, sehingga dengan adanya pengakuaan perbedaan ini niscaya paham radikalisme tentu tidak akan ada. Hematnya, pluralisme menjadi obat dan pesantren sebagai rumah sakit dari mewabahnya paham radikalisme agama.
Hal ini dilatarbelakangi, akhir-akhir ini pesantren distigma sebagai saran dedengkot teroris dan cikal bakal tumbuhnya paham radikalisme pemahaman agama.
Ada tiga pesantren sebagai sampel penelitian yakni pesantren As’adiyah Sengkang, Pesantren Darul Istiqomah Maccopa, dan Pesantren Modern Tarbiyah Takalar. Ketiga pesantren ini, menurutnya setelah mengadakan penelitian, tak ada satupun pesantren yang mengusung dan mendukung ide-ide paham radikalisme agama.
Setelah melalui proses panjang, akhirnya tim penguji dan promotor memberikan aprsesiasi dengan prestasi cumlaude dan menyarankan disertasi ini segera dipublish serta cakupannya jangan hanya di Sulawesi selatan, tapi seluruh wilayah di Indonesia.
Redaktur   : A. Khoirul Anam
Kontributor: Andy Muhammad Idris
Terpopuler
1
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
2
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
3
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
4
PBNU Terima Audiensi GAMKI, Bahas Isu Intoleransi hingga Konsensus Kebangsaan
5
Kisah Di Balik Turunnya Ayat Al-Qur'an tentang Tuduhan Zina
6
Kick Off Jalantara, Rais Aam PBNU Pimpin Pembacaan Kitab Karya Syekh Abdul Hamid Kudus
Terkini
Lihat Semua