Daerah

Pesantren Mamba'ul Ma'arif Jombang Buka Kaligrafi Online

Sel, 17 Juli 2018 | 21:00 WIB

Pesantren Mamba'ul Ma'arif Jombang Buka Kaligrafi Online

Kelas Kaligrafi Mamba'ul Ma'arif Jombang

Jombang, NU Online
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Kabupaten Jombang, Jawa Timur memuka kelas kaligrafi online. Salah satu pengurus, Zainul Mujib mengatakan kelas online kaligrafi ini menjadi salah satu layanan bagi mereka yang ingin belajar kaligrafi, maupun sekedar memperbaiki tulisan Arab dan sekaligus menjawab tantangan zaman.

"Sekarang kita buka metode belajar khat atau kaligrafi dengan cara online. Ini untuk menjawab tantangan zaman. Nanti semua konsep belajarnya kita pandu lewat akun Instagram dan Facebook termasuk mengirim hasil karyanya. Sistem belajar seperti ini sangat bermanfaat untuk menghilangkan jarak," kata Mujib, Selasa (17/7).

Waktu pembelajaran untuk kelas online ini berlangsung seminggu sekali dan materi khat-nya bertahap.

Menurut Mujib, para santri pecinta kaligrafi Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denayar tergabung dalam Sekolah Kaligrafi Al-Qur'an (Sakal). Metode yang digunakan adalah sanad taqlidi (manhaj hamidi).

"Sakal ini dibentuk pertama kali oleh beberapa santri dari asrama Sunan Ampel Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar. Hingga kini Sakal terus eksis dan melahirkan banyak kaligrafer kelas dunia," katanya.

Selain kelas online, juga dibuka kelas reguler dengan sistem pembelajaran setiap hari kecuali hari Jumat. Untuk waktunya pukul 16.00-17.00 WIB serta pukul 19.00-21.00 WIB dan bertempat di lantai satu Auditorium Pesantren Mamba'ul Ma'arif. Peserta pembelajaran kelas ini dikenai tarif super murah yaitu Rp50 ribu setiap bulan.

Model terahir yaitu kelas nonreguler dan waktu pembelajaran sesuai kesepakatan antara guru dan siswa. Semua tanpa biaya alias gratis. Dari sistem pembelajaran ini banyak para pecinta kaligrafi dari berbagai daerah di Nusantara yang datang ke Denanyar untuk belajar khat.

"Lulusan Sakal tersebar di mana-mana dan bahkan banyak alumni kita yang berkompetensi pada perlombaan kaligrafi internasional. Untuk di Jawa Timur kita sudah langganan juara terutama waktu MTQ. Pialanya numpuk di lemari," beber Mujib.

Kedepan, Mujib dan pengelola Sakal bercita-cita menjadikan Indonesia kiblat kaligrafi dunia. Indonesia sebagai negara Muslim terbesar tidak hanya dilihat dari jumlah manusianya tapi juga rentetan karyanya yang melimpah.

"Kita di sini berharap Indonesia jadi kiblat seni khat dunia, minimal nomor dua setelah negara Turki. Saat ini kita sedang merintis kesana dengan kerja keras semua pasti bisa," tandasnya. (Syarif Abdurrahman/Kendi Setiawan)