Daerah

Pesantren Lokomotif Peradaban Dunia

NU Online  ·  Jumat, 8 Juni 2018 | 05:00 WIB

Pesantren Lokomotif Peradaban Dunia

Ramadhan Ceria Ansor Jateng

Semarang, NU Online
Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah bekerjasama dengan PT Inti Media Televisi membuat tayangan rubrik Ramadan Ceria. Salah satunya Jumat (8/6) bertempat di masjid Baitul Hikmah komplek Kantor Wilayah Kementerian Agama mengangkat Santri Mandiri, NKRI Hebat. Ansor Jateng menggandeng Pengurus Wilayah Rabithah Ma'ahid Islamiyyah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah.

Ketua Pengurus Pusat RMI NU, KH Abdul Ghafarrozin dijadwalkan ikut mengisi talkshow selama satu jam mulai 16.30. Selain itu, Ketua PW GP Ansor Jateng, H Sholahuddin Aly dan Kepala Kanwil Kemenag Jateng, H Farhani. 

"Tentu integritas dan kapabilitas ulama dan santri memiliki komitmen dan pengabdian yang tinggi. Mereka juga memiliki jiwa sosial yang tinggi dan gotong royong menjadi bagian dari praktek hidup ulama dan santri," ukar Ketua PW Ansor Jateng Sholahuddin Aly di tengah persiapan talkshow. 

Dikatakan, ulama dan santri juga memiliki loyalitas dan nasionalisme yang tinggi. Keadaan demikian perlu diutarakan agar menjadi bagian dari pengakuan dan pembelajaran publik untuk membangun bangsa dan negara Indonesia tercinta.

Sekretaris PW RMI NU Jawa Tengah Abu Choir mengatakan, pemilihan tema  ini menjadikan pembahasan akan gayeng bila dilihat dari berbagai perspektif. Pengkayaan tentang pembahasan singkat ini bisa menjadikan rekomendasi-rekomendasi untuk menjadikan pesantren lebih kuat. Tentu perlu melihat penopang seperti penguatan pesantren misalnya dalam bidang ekonomi.

"Pesantren sekarang harus terus melaju dengan kencang. Banyak berbagai pihak yang simpatik dengan pesantren. Maka sudah saatnya pesantren mengembangkan secara maksimal apa yang mampu dikuatkan sesuai dengan perkembangan zaman", paparnya.  

Dikatakan, hal penting lain perlu diketahui, pondok pesantren didirikan untuk membina generasi yang kental dengan tatakrama, sopan santun dan akhlak karimah sebagai pondasi dalam kemandirian hidup, kemudian akan dibekali dengan ilmu pengetahuan untuk berkreasi dalam kehidupan. 

"Seorang santri akan dibina mentalnya dan diisi dengan pengetahuan yang berorientasi pada tafaquh fiddin, taqwa, tawaddu', istiqamah, istidlal agar mengenal secara utuh tuhannya, menghargai sesamanya," pungkas Abu Choir. (Zulfa/Muiz)