Jakarta, NU Online
Pesantren Al-Farhan Cipanas, Kabupaten Lebak-Banten menggelar 'Ngaji Pasaran' atau pengajian rutin Kitab Tafsir Jalalain dan Tankihul Qoul selama Ramadhan 1440 Hijriah. Pengajian dilaksanakan setiap hari pukul 21.30 sampai dengan pukul 01.30 dan pukul 11.00 sampai dengan 14.00 siang.
Pengajian kitab tafsir karya Imam Jalaludin Al-Mahalli dan Jalaludin Asuyuthi itu dibuka untuk masyarakat umum. Sementara, untuk pengajian kitab tankihul qoul karya Syekh Nawawi Al-Bantani hanya untuk santri Al-Farhan.
Direktur Eksekutif Pesantren Al-Farhan, Deden Z Farhan mengatakan, sejak dimulainya Ramadhan 1440 Hijriyah, masyarakat dan santri telah ramai mengikuti pengajian Tafsir Jalalain pada malam hari. Kedua rangkaian pengajian pasaran itu lansung diajar oleh pimpinan Pesantren Al-Farhan, KH Holil Abdul Kholik.
"Bulan Ramadhan adalah bulan dengan nilai sejarah literasi tertinggi, oleh karenanya Ngaji Pasaran Ramadhan menjadi kekhasan di Pesantren pesantren selama bulan Ramadhan," kata Deden kepada NU Online, Kamis (9/5).
Ia menuturkan, pada pengajian itu lebih difokuskan pada gambaran umum isi kandungan dari masing masing kitab. Sebab ada target waktu yang harus ditempuh. Rencananya, lanjut pengajar yang juga Ketua Ansor Kabupaten Lebak ini, pada 23 Ramadhan mendatang pengajian pasaran tersebut sudah selesai.
"Kami bersyukur sejak dibentuk pada tahun 2003 lalu Pesantren Al-Farhan selalu ramai oleh masyarakat, ini membuktikan kehadiran pesantren oleh masyarakat direspon positif," tuturnya.
Ia mengungkapkan, Pesantren Al-Farhan komitmen menggunakan kurikulum paduan salafiyah dan modern dengan tidak meninggalkan kajian kitab kuning, Ulumul Qur'an, dan budaya salafiyah lainnya. Namun konsepnya lebih kepada basis pesatren modern yakni kajian bahasa asing, ekstrakulikuler, dan penguatan minat bakat
"Makanya sejak awal kita pakai brand Pesantren terpadu Al Farhan, sekalipun semuanya kita kemas seperti pesantren modern, tapi kita tetap beda. Salah satu perbedaannya dengan pesantren modern bisa di lihat dari struktur kurikulum. Kalau modern itu sekolah dan pondok terintegritas (jadi satu), kalau di Al-Farhan itu terpisah, kurikulum sekolah ya sesuai dengan kurikulum dari Kemendikbud (belajar sampai dzuhur) selepas dzuhur masuk kurikulum pondok (sorogan kitab, dll)," ucapnya. (Abdul Rahman Ahdori/Muiz)