Jombang, NU Online
Pesantren Al-Aqobah Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang berkomitmen mencetak generasi muda nahdliyin yang tangguh dan berjiwa leadership.
Pengasuh Pesantren Al-Aqobah Agus Akhmad Kanzul Fikri menjelaskan, usaha lembaganya menjadi pesantren perkaderan nahdliyin diwujudkan dalam bentuk kegiatan dan aktifitas santri yang diatur oleh santri sendiri.
"Pesantren Al-Aqobah ini komitmen mencetak generasi nahdliyin tangguh dan pintar. Oleh karenanya santri yang kelas XI kita wajibkan untuk menjadi pengelola kegiatan pondok. Dengan pengawasan pengasuh dan pembina selama 24 jam penuh," jelasnya, Ahad (16/9).
Kiai muda ini menambahkan, untuk membentuk jiwa kepemimpinan dalam jiwa santri harus ada proses edukasi yang bersifat direct, mubaasyir atau langsung. Proses tersebut bisa dalam bentuk menjadi pengurus pesantren bidang ibadah, bidang kebersihan, bidang keuangan dan keamanan.
Dengan begitu, para santri akan terbiasa menyelesaikan masalah pribadi dan temannya. Selanjutnya, lewat proses tersebut akan lahir di dalam jiwa santri sikap profesional, bertanggung jawab, sabar dan menjaga amanah. Semua sikap ini akan berguna saat santri kembali daerah masing-masing.
"Untuk mewujudkan generasi nahdliyin ideal, kami juga membekali santri dengan kemampuan baca kitab kuning, hafalan Al-Qur'an dan Al-Hadits serta keahlian bahasa Inggiris-Arab. Setiap sore fokus bahas kitab kuning, setelah Magrib Al-Qur'an dan ba'da Isya bahasa," tambahnya.
Gus Fikri sapaan akrabnya menjelaskan bahwa pesantren harus fokus menjadi lembaga mendidik generasi bangsa. Namun kesan pesantren yang kumuh, kotor, kegiatan amburadul, sering main fisik menghukum santri dan target yang tidak jelas harus dihapus.
"Di sini kita tak boleh main fisik ke santri, bila sudah nakal kelewatan kita kembalikan langsung ke orang tua. Karena pendidikan di Al-Aqobah memfasilitasi santri agar berjiwa tangguh, mandiri dan responsible. Sehingga pendidikan harus sangat manusiawi," tandasnya. (Syarif Abdurrahman/Muiz)