Daerah

Pesan Ketua NU Jatim: Pelaksanaan Shalat Idul Adha Hendaknya Singkat

Kam, 30 Juli 2020 | 13:30 WIB

Pesan Ketua NU Jatim: Pelaksanaan Shalat Idul Adha Hendaknya Singkat

Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar. (Foto: NU Online)

Surabaya, NU Online 
Dalam suasana pandemi Corona, melaksanakan shalat Idul Adha adalah di antara kesempatan istimewa. Karenanya, dalam keadaan yang serba terbatas tersebut, hendaknya pelaksanaannya dibuat singkat.

 

Imbauan tersebut disampaikan KH Marzuki Mustamar. Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur tersebut meminta secara khusus agar tokoh masyarakat maupun takmir masjid agar memperhatikan protokol kesehatan.

 

“Terlebih di wilayah yang masih zona merah, hendaknya para imam shalat jangan memperpanjang bacaan shalat, cukup dengan membaca surat-surat pendek. Demikian pula para khatib jangan memperpanjang isi khutbah,” katanya, Rabu (29/7). 

 

Kiai yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Kota Malang ini memohon dengan sangat khutbahnya jangan terlalu lama.

 

“Materi khutbahnya maksimal 10 menit, dan shalatnya tidak harus memakai surat yang panjang. Sehingga kira-kira seperempat jam saja,” kata Kiai Marzuki Mustamar usai bertemu Kapolda Jawa Timur.

 

Dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tersebut berpesan kepada umat Islam yang melaksanakan Shalat Idul Adha baik di masjid ataupun di lapangan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Seperti memakai masker dan menjaga jarak. 

 

Tidak hanya itu, Kiai Marzuki mengimbau kepada panitia kurban agar tidak mengundang kerumunan baik itu saat penyembelihan hewan atau membagikan daging kurban. “Panitia saja yang mengantar ke rumah warga,” katanya.

 

Untuk mengantisipasi adanya kerumunan saat pembagian daging kurban bagi dluafa, Kiai Marzuki meminta bantuan kepada aparat untuk menertibkan. “Untuk masjid yang tidak ada Banser atau Linmas-nya, ada baiknya aparat satu dua bantu ikut menertibkan,” pintanya.

 

Selain itu, untuk wilayah yang masih dalam zona merah, Kiai Marzuki meminta untuk tidak memaksakan diri melaksanakan Shalat Idul Adha. “Kalau di kawasan itu benar-benar merah, sebaiknya shalat di rumah masing-masing,” ujarnya. Sebaliknya, jika di daerah itu berada dalam dalam radius aman dipersilakan diadakan Shalat Idul Adha. Tapi tetap harus menggunakan protokol kesehatan, lanjutnya.

 

Di waktu yang sama, Kapolda Jatim Irjen Pol Mohammad Fadil Imran mengaku, tanpa bantuan para ulama dan kiai, sulit kiranya menyadarkan masyarakat soal tersebut. Tidak hanya dalam hal Idul Adha di tengah pandemi, ia juga berharap para kiai dan ulama membantu mengarahkan masyarakat agar berperan dalam sukses dan lancarnya pemilihan kepala daerah serentak 2020. 

 

“Kalau kami salah, jangan takut untuk menjewer kami,” pungkasnya. 

 

Kontributor: Rof Maulana
Editor: Ibnu Nawawi