Daerah

Pertandingan Sepakbola Api GP Ansor Pacitan Berlangsung Meriah

Ahad, 8 Oktober 2017 | 01:06 WIB

Pacitan, NU Online
Nahdlatul Ulama dikenal sebagai jam'iyyah yang kaya dengan warna eksotik, mistis, sekaligus spiritual. Untuk terus menjaga kekayaan jagad NU itu, GP Ansor Pacitan menggelar sepakbola api "Brojo Geni" di alun-alun Pacitan, Sabtu (7/10) malam.

Ketua GP Ansor Pacitan Khoirul Anam mengatakan, sepakbola api ini merupakan agenda rutin tahunan sejak 2015 dan digelar untuk memeriahkan tahun baru hijriyah. Brojo geni dikemas dengan pertandingan sepakbola yang diikuti oleh 12 Pimpinan Anak Cabang GP Ansor se-Pacitan.

"Kegiatan ini merupakan bentuk implementasi visi misi kami. Salah satunya yaitu kita erat dengan slogan al-muhafazhah 'alal qadimis shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah. Budaya-budaya dalam Islam, budaya yang ada di kita, khususnya budaya di Pacitan akan terus kami jaga," katanya di hadapan ratusan penonton.

Ia melanjutkan, sepakbola api merupakan budaya lama yang telah mengakar di pesantren sehingga layak diteruskan oleh keluarga besar Nahdlatul Ulama baik Ansor atau Banser. "Secara organisatoris GP Ansor Pacitan tidak menutup diri untuk terus berkembang dan menerima budaya baru yang lebih baik," tegasnya.

Agus Susanto saat membaca sinopsis Brojo Geni mengatakan, filosofi permainan bola api yang diajarkan oleh kiai kepada para santrinya mempunyai makna yang dalam. Ketakwaan dilambangkan dengan puasa sebelum memulai permainan, pengendalian nafsu dilambangkan dengan bola api yang selalu menyala dan berbuat baik kepada sesama yang dilambangkan kerja sama saling menghargai antarpemain.

Pertandingan sepakbola brojo geni ditandai dengan tendangan pertama yang dilakukan oleh Wakil Bupati Pacitan H Yudhi Sumbogo, didampingi Rais Syuriyah PCNU KH Abdullah Sadjad, Ketua PCNU Pacitan KH Mahmud, dan Kepala Kankemenag Pacitan H Nurul Huda.

Para pemain sepakbola api ini sebagian besar merupakan anggota Banser. Setiap tim terdiri dari lima orang pemain. Pertandingan digelar seperti layaknya pertandingan futsal biasa yang dipimpin oleh seorang wasit.  Sebelumnya para pemain telah melakukan tirakat dan ritual khusus, serta telah melewati serangkaian proses latihan.

Bola yang digunakan merupakan bola khusus yang terbuat dari sabut kelapa. Bola terlebih dahulu direndam ke dalam minyak tanah dan disulut api hingga terbakar. Butuh kemampuan khusus untuk memainkan permainan ala pesantren itu. Mereka yang pemberani sanggup berebut bola dan menendangnya ke gawang.

Antusias pemain dan penonton sepakbola api cukup besar sehingga pertandingan berlangsung dengan semarak. Para pemain menyuguhkan permainan terbaiknya dengan penuh sportivitas. Selama permainan berlangsung, dibacakanlah sholawat dan syi’iran Jawa yang dibawakan oleh jam’iyyah shalawat dari MWCNU Kecamatan Kebonagung.

Keluar sebagai juara pada pertandingan sepakbola api ini, tim Brojo Geni PAC GP Ansor Pringkuku setelah mengalahkan tim PAC Ngadirojo dengan skor akhir 2-1. Sementara juara tiga bersama diraih PAC Arjosari dan PAC Pacitan kota.

Pertandingan sepakbola api brojo geni ini terselenggara berkat kerja sama seluruh badan otonom Nahdlatul Ulama Pacitan. (Zaenal Faizin/Alhafiz K)