Daerah

Perkuat Kemandirian Ekonomi, MWCNU Kepohbaru Bojonegoro Dirikan SPBU Berkat Swadaya Nahdliyin

Sel, 17 Januari 2023 | 19:30 WIB

Perkuat Kemandirian Ekonomi, MWCNU Kepohbaru Bojonegoro Dirikan SPBU Berkat Swadaya Nahdliyin

SPBU milik MWCNU Kepohbaru, Bojonegoro hasil swadaya Nahdliyin yang siap beroperasi. (Foto: Dok. MWCNU Kepohbaru)

Bojonegoro, NU Online

Terobosan baru dilakukan pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dalam memperkuat kemandirian organisasi di bidang ekonomi.


Salah satunya dengan mendirikan PT. Nuntun Umat Mandiri. Sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang energi yakni SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) dan SPBE (Stasiun Pengisian Bulk Elpg).

 

Perusahaan tersebut berperan membangun ekonomi umat khususnya warga NU. Selain itu juga memberikan wadah dan kesempatan bagi jamaah melaksanakan investasi pada sektor usaha ini.


Direktur Utama H. Mahmud mengatakan, usaha ini dibangun atas komitmen bersama pengurus NU dan kader-kader NU.


"Setelah mengadakan pengaderan tiga tahun lalu, ada spirit dari teman-teman untuk membangun ekonomi NU. Kami kader muda NU berkumpul dengan sesepuh untuk kemudian memilih bisnis SPBU," terang Mahmud kepada NU Online, Selasa (17/1/2023).


Menurut Mahmud, mendirikan bisnis ini juga berangkat dari informasi bahwa Pemerintah Jawa Timur memiliki target mendirikan 500 SPBU di sejumlah titik.


"Akhirnya kita mulai membangun komunikasi dengan semua pihak baik syuriyah atau tanfidziyah sekalipun kala itu mbededeg karena SPBU itu membutuhkan biaya tinggi dan harus di-handle orang-orang profesional di bidangnya," bebernya.


"Sekitar 15 pengurus NU tetap bersikukuh untuk mendirikan SPBU dengan semangat yang luar biasa, rapat diberbagai waktu, tempat, dan bergilir di antara teman-teman," sambungnya.


Dikatakan, dari sisi pendanaan MWCNU Kepohbaru tidak bekerja sama dengan pihak lain hanya mengandalkan warga atau jamaah NU.


"Nggak ada yang jadi big bos, hanya mengandalkan warga atau jamaah saja. Kebetulan ada jamaah yang punya usaha bagus sekalipun bukan dari Bojonegoro tapi tanam saham itu sampai 1 Miliar lebih. Itu yang membuat proses pembangunan SPBU cepat," jelasnya.


Proses pembangunan SPBU, terang Mahmud, dibutuhkan waktu selama tiga tahun. Saat ini siap menuju operasional tinggal menunggu pengecekan dari pihak Pertamina yang sudah mencapai 60 persen.


"Pengecekan ini tidak hanya membutuhkan sehari-dua hari atau selesai dalam beberapa pekan. Karena tidak terus maraton tapi 95 persen tinggal dijadwalkan bisa bertemu dengan Bupati yang kebetulan tokoh Muslimat NU," ungkapnya.


Investasi dan laba

Dijelaskan Mahmud, sebagaimana badan usaha pada umumnya, pembagian modal dikalkulasikan keuntungannya dalam setahun. Pembagian dividen (laba bersih) yang diperoleh dari usaha ini akan diberikan kepada para pemegang saham setelah dikurangi operasional, pajak, dan gaji karyawan. 


"70 persen untuk para pemegang saham, 5 persen untuk MWCNU dan banomnya, 22,5 dana cadangan dan pengembangan usaha, dan 2,5 persen untuk zakat," kata Mahmud.


Gencar lakukan sosialisasi di ranting-ranting NU

Pengurus MWCNU, kata Mahmud, gencar melakukan sosialisasi untuk mengajak warga nahdliyin di Kepohbaru ikut menanam saham.


"Kita maraton dari ranting ke ranting, banom, lembaga diberbagai kesempatan kita sosialisasi kasih gambaran profit bisnis SPBU mulai dari bagi hasil, profil lokasi, luasnya berapa dari situ lah mulai mengalir penyertaan modal," jelasnya.


Dia mengungkapkan, ajakan warga NU untuk menanam saham masih minim meskipun tidak terlalu besar. Karenanya ia mengajak seluruh pihak baik warga NU untuk ikut menanam saham di SPBU MWCNU Kepohbaru.


"Bagi yang berminat tanam saham masih kami buka. Insyaallah dalam waktu dekat operasional akan jalan," ajak Mahmud. 


Peran Gus Maksum Faqih Langitan

Misi kemandirian ekonomi ini menurut Mahmud tak lepas dari peran serta Gus Maksum Faqih Langitan. 


"Jadi, Gus Maksum punya peran besar memberikan koneksi kita dengan pertamina. Urusan pertamina kan nggak mudah, ini bisnis yang nggak setiap orang punya uang juga punya koneksi. Kebetulan Gus Maksum di antara sedikit insan pesantren yang mampu/punya mitra atau koneksi dengan pertamina ini," tandasnya.


Kontributor: Suci Amaliyah

Editor: Fathoni Ahmad