Surabaya, NU Online
Berbagai hambatan yang menghadang ternyata tak mengurangi semangat untuk mengikuti kongres IPNU-IPPNU di Surabaya dari delegasi NAD. Kesulitan, mulai dari ketiadaan dana sampai dengan rumitnya perizinan tak mengendurkan hati para anggota IPNU-IPPNU NAD untuk bisa berkumpul dengan saudara-saudaranya dari seluruh Indonesia.
Marlina, satu-satunya Delegasi IPPNU dari Biureun Aceh mengatakan bahwa niatnya untuk datang ke kongres adalah untuk membawa suara rekan-rekannya ke forum tertinggi organisasi ini. “Saya nekad datang ke sini, hanya meminta kongres mengutuk aksi kekerasan dari kedua belah pihak,” ungkapnya.
<>Alumnus Jurusan Ilmu Alam Fakultas Tarbiyah IAIN Arraniry mengatakan bahwa untuk bisa meninggalkan Aceh, ia harus memperoleh izin dari lurah, camat, kapolsek, dan danramil dan juga dari penguasa darurat militer daerah (PDMD). “Itu pun hanya dibatasi maksimal 15 hari” keluhnya.
Perjalanan menuju Surabaya juga bukanlah hal yang mudah. Berbagai resiko siap menghadang di tengah jalan. Ia harus melewati pemeriksaan di banyak pos dan juga perlakuan tidak layak yang dialaminya. “Kalau cowok, perlakuannya lebih kasar lagi,” ungkapnya. Bus yang ditumpanginnya juga selalu memberi setoran di setiap pos yang dilewatinya.
Setalah sampai di Medan, perjalanannya bukan berarti lancar. Masalah muncul ketika tidak terdapat angkutan untuk melanjutkan perjalanannya lewat darat sehingga ia harus menunda sehari. Sulitnya perjalanan darat inilah yang membuat delegasi cowok mempergunakan angkutan laut.
Beruntunglah akhirnya ia dapat tiba di Surabaya dengan selamat dan dapat mengikuti kongres sampai selesai. “Saya iri melihat kota ini. Kapan kami bisa merasakan suasana seperti ini,” katanya sebagai kerinduan atas kedamaian yang saat ini belum terwujud di NAD.
Delegasi Favorit.
Delegasi IPNU-IPPNU dari NAD yang berjumlah 9 orang merupakan delegasi favorit selama kongres berlangsung. Beragam wujud simpati muncul dari daerah lain atas penderitaan yang saat ini mereka alami. Dalam banyak acara, mereka selalu di memperoleh keistimewaan.
Dalam acara dialog dengan Menkopolkam Susilo Bambang Yudoyono delegasi dari NAD mendapat kesempatan pertama untuk mengemukaan keluhannya terhadap kondisi NAD saat ini. Demikian juga dalam acara dialog atau diskusi lainnya, baik peserta maupun moderator selalu mempersilahkan delegasi dari NAD untuk mengemukakan pendapatnya.
Delegasi lain yang juga mendapat perlakuan istimewa berasal dari daerah Papua yang sampai saat ini juga mengalami masalah yang hampir sama dengan NAD. Mereka bahkan sudah datang jauh-jauh hari sebelum kongres dimulai karena masalah miskomunikasi akibat penundaan acara kongres yang sebelumnya direncanakan pada bulan Mei.(mkf)
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
4
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
5
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
6
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
Terkini
Lihat Semua