Daerah

Peringatan Maulid Media Dakwah Teladani Akhlak Nabi

Kam, 15 Desember 2016 | 10:00 WIB

Peringatan Maulid Media Dakwah Teladani Akhlak Nabi

Peringatan Maulid di Pesantren Darul Hidayah Pati.

Pati, NU Online
Ribuan peserta baik dari Habaib, Kiai, Pemerintah Kabupaten Pati, TNI, Polres dan masyarakat umum membanjiri perayaan maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar di Pondok Pesantren Darul Hidayah (Dahi) Runting Tambaharjo, Pati, Jawa Tengah, Rabu (14/12). 

Acara yang dimulai pukul 13.00-17.00 WIB itu dihadiri sekitar 7000-an jamaah yang memadati halaman pesantren. “Dibanding tahun kemarin, tahun ini jamaah yang hadir semakin bertambah banyak bahkan membludak hingga keluar dari tempat yang disediakan panitia,” ungkap Mustajib, Koordinator Acara.

Secara khusus, acara Maulid kali ini juga dihadiri oleh istri, anak, menantu dan cucu keluarga besar Habib Muhammad Luthfi  bin Yahya Pekalongan. 

Seperti diungkapkan KH Ahmad Arsyad, Maulid di Pesantren Dahi ini merupakan acara rutin yang digelar setiap tahun pada 12-14 Rabiul Awal yang sudah berjalan sejak tahun 1980-an. 

Selain pembacaan Maulid yang dipimpin Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf Pekalongan, acara ini juga dirangkai dengan acara lain seperti ziarah ke maqbarah KH Muhamadun Daiman (pendiri pesantren), manaqiban, temu alumni Pesantren Dahi, Khatmil Qur’an bil ghaib, gambusan, dan khitan massal.

Hadir sebagai pembicara, Habib Umar Muthohar Semarang. Menurutnya peringatan Maulid Nabi bisa dimaknai sebagai salah satu media dakwah Islam dengan cara meniru akhlak Nabi Muhammad. 

Dengan pembacaan sirah nabawiyyah, kata Habib Umar, Muslim bisa tahu Akhlak Nabi dan cara mengambil ibrah dan menirunya. Khuluq berasal jiwa hati dan pikiran yang mendorong khalaq atau perbuatan nyata dalam kehidupan yang kemudian menjadi akhlaq. 

“Maka ketiga proses ini kalau kita ambil dari Akhlak Nabi Muhammad secara bersamaan bisa menjadikan perbuatan atau tingkah laku akhlakul karimah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SaAW,” ungkap Habib Umar yang terkenal dengan kiai ya’nah itu.

Selain itu, Nyai Amanah Hilal, selaku koordinator konsumsi pengajian mengungkapkan kegembiraan atas berlangsungnya acara ini dengan tertib meski pesertanya mencapai ribuan. Ke depan, tambah istri Gus Hilal Muharrom ini, nasi kebuli sebagai salah satu kekhasan Maulid akan diperbanyak agar seluruh hadirin kebagian.

Hal ini diamini, Nyai Luli Arsyad. Baginya, para peserta, terutama ibu-ibu percaya bahwa nasi kebuli Maulid bisa memberi keberkahan. Tidak hanya untuk manusia, tetapi juga pertanian, peternakan dan lain-lain. “Jika kebuli dijadikan pupuk,  insyaallah tanaman akan subur dan bertambah banyak,” ujarnya. (Siswanto/Fathoni)