Daerah

Pergantian Tahun Harus Diimbangi Capaian Membanggakan

Rab, 1 Januari 2020 | 23:00 WIB

Pergantian Tahun Harus Diimbangi Capaian Membanggakan

PAC GP Ansor Kecamatan Ligung, Majalengka, Jabar saat melakukan silaturahim ke Desa Kedungsari. (Foto: NU Online/Tata Irawan)

Majalengka, NU Online
Pergantian tahun tidak semata dimaknai sebagai perubahan kalender dan tambahan waktu yang juga merupakan rutinitas. Yang terpenting adalah komitmen untuk terus berubah menuju yang lebih baik.
 
Semangat ini pula yang mengemuka dari Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Ligung, Majalengka, Jawa Barat.
 
“Setiap orang tentu punya resolusi di tahun 2020, begitu juga dengan kami dari PAC GP Ansor Kecamatan Ligung Majalengka yang bertekad meningkatkan keimanan dan kinerja,” kata Supriadi, Rabu (1/1).
 
Karenanya, untuk mewujudkan hal tersebut setidaknya ada tiga cara yang akan dilakukan sebagaimana disampaikan saat berkunjung ke Desa Kedungsari.
 
"Pertama, harus menjaga optimisme dalam artian tidak banyak mengeluh,” katanya. 
 
Dalam pandangangannya, menciptakan rasa semangat optimisme merupakan sebuah doa yang patut dijaga. Bersyukur, hidup itu apapun keadaannya diterima dengan lapang dada, makin banyak halangan rintangan, maka yang datang kemudahan dari Allah SWT.
 
“Ketika sudah datang kemudahan, sejatinya kita tengah merasakan adanya  Tuhan," urainya. 
 
Kedua, lanjut Supriadi, jangan banyak kekhawatiran tentang hidup. Karena bagi orang beriman, wajib berusaha secara lahir maupun batin secara maksimal, banyak berdoa secara istikamah, berinfak kepada anak yatim.
 
“Bila perlu sambil berpuasa dan senantiasa istikamah membaca shalawat Nabi, lalu pasrahkanlah dengan tawakal kepada Allah SWT. Apa yang kita usahakan dan cita-citakan, pasrahkan kepada-Nya," jelasnya.
 
Ketiga, hidup harus punya perencanaan yang jelas dan terjadwal untuk meraih cita-cita tersebut secara kontinyu. 
 
“Dengan cara dan ide kita, sedikit demi sedikit akan tampak hasilnya, yang penting menjadi diri sendiri dalam bertindak dan berkiprah di masyarakat,” katanya.
 
Menurutnya, bila hidup tidak punya cita-cita yang kuat, tidak memiliki visi misi yang luas berupa membahagiakan orang-orang sekitar, hidup tidak akan ada manfaat dan semangat. Optimisme adalah doa untuk menuju puncak kesuksesan. 
 
“Dan satu lagi perbanyaklah silaturahim kepada orang tua dan guru untuk menjemput doa bagi kebaikan dan kesuksesan kita," ujar pria guru ngaji ini.
 
Di ujung paparannya, dirinya berharap tahun 2020 segala cita-cita dan doa dikabulkan Allah SWT, sehingga bisa membahagiakan orang sekitar. 
 
“Optimisme secara lahiriah akan berkolaborasi dengan sentuhan doa secara istikamah, kepedulian terhadap anak yatim, silaturahmi kepada orang tua dan guru, senantiasa membaca shalawat Nabi agar menjadikan turunnya berkah dan dikabulkannya doa,” tandasnya. 
 
 
Kontributor: Tata Irawan
Editor: Ibnu Nawawi