Pamekasan, NU Online
Selain merupakan hiasan dunia, perempuan bisa menjadi petaka. Hal itu manakala mereka bertingkah sebagai fitnah dunia. Karenanya, sudah seharusnya para perempuan menghiasi diri dengan perangai terbaik.
Demikian ditegaskan Dewan Pengasuh Pesantren Darul Jihad Cendana, Kadur, Pamekasan, KH Fahrurrosi saat menjadi penceramah dalam acara siraman rohani, Jumat (18/5). Kegiatan ini diselenggarakan di Pendopo Kecamatan Kadur dan diikuti Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimka), kepala desa, penyelenggara pemilu, dan tokoh masyarakat.
"Perempuan yang menebar fitnah itu ialah yang seperti ketupat. Jangan jadi perempuan ketupat," tegas Kiai Rosi, sapaan akrabnya. Perempuan ketupat adalah mereka yang berpakaian tetapi auratnya kelihatan menembus bajunya. Seperti halnya ketupat yang isinya kerap keluar dari bungkus, lanjutnya.
"Kalau berjumpa dengan perempuan seperti itu, tundukkan pandangan. Lebih afdlal manakala kita menasihatinya tanpa mengenyampingkan sopan santun," tegas Kiai Rosi.
Dalam kesempatan itu, Kiai Rosi juga menekankan kepada hadirin yang didominasi pejabat untuk menjaga diri dari perilaku korupsi. Sebab, korupsi adalah dosa besar karena merugikan banyak umat.
"Korupsi di sini tidak hanya yang berbentuk mencuri uang rakyat, tapi juga berkaitan dengan budaya kerja. Jika sering lambat masuk kantor dan sering pulang dari kerja sebelum jam pulang, itu masuk katagori korupsi, yaitu korupsi waktu" tukasnya. (Hairul Anam/Ibnu Nawawi)
Terpopuler
1
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
2
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
3
Istikmal, LF PBNU: 1 Rabiul Awal 1447 Jatuh pada Senin, Maulid Nabi 5 September
4
NU Banten Membangkitkan Akar Rumput
5
Pacu Jalur Aura Farming: Tradisi dalam Pusaran Viralitas Media
6
KPK Beberkan Modus Pemerasan Sertifikat K3 yang Berlangsung Sejak 2019
Terkini
Lihat Semua