Daerah

Pengamatan Gerhana Bulan untuk Pendidikan kepada Masyarakat

Kam, 18 Juli 2019 | 02:00 WIB

Pengamatan Gerhana Bulan untuk Pendidikan kepada Masyarakat

Pengamatan gerhana bulan di Masjid Agung Demak

Demak, NU Online
Peristiwa gerhana bulan di Indonesia pada Rabu (17/7) dini dari dimanfaatkan jajaran Lembaga Falakiyah yang bernaung di bawah Nahdlatul Ulama, tak terkecuali Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Kabupaten Demak Jawa Tengah untuk melakukan pengamatan secara langsung.

Fenomena alam yang menimpa tata surya yakni gerhana bulan sebagian (parsial) di sebagian wilayah Indonesia tak terkecuali di wilayah Demak Jawa Tengah dimanfaatkan dengan melakukan pengamatan gerhana parsial tersebut di halaman Masjid Agung Demak (MAD).

Sekretaris LFNU Demak K Achmad Musyafa mengatakan, pengamatan gerhana dengan berbagai perangkat pendukungnya ditempatkan di halaman masjid dengan tujuan untuk meberikan pendidikan pada khalayak umum tentang ilmu perbintangan (astronomi) yang bisa dipelajari oleh siapa saja.

"Ini juga untuk memberikan pelajaran pada santri untuk bisa mempraktekkan ilmu yang selama ini dipelajari sekaligus mengajak kepada masyarakat agar tahu bahwa NU ikut andil sama pemerintah selama ini. Di samping itu, kegiatan ini untuk mempraktekkan sampai di mana keakuratan ilmu hisab yg kita pelajari,” tegas kiai Musyafa’.

Dijelaskan, hitungan gerhana parsial pada Rabu dini hari awal gerhana pukul 03:01 WIB, pertengahan gerhana pukul 04:30 WIB, akhir gerhana pukul 05:59 WIB, lama gerhana 2 jam 57 menit. 

"Kegiatan yang dimulai pukul 22.00 WIB tersebut mempunyai target keakuratan ilmu falak kontemporer yang disesuaikan dengan keakuratan teknologi yang selaras dengan kejadian fenomena alam yakni gerhana parsial," ungkapnya kepada NU Online di lokasi acara. 

Dengan teori dan praktek lapangan yang di sajikan pada khalayak umum bisa memberikan pemahaman ilmu alam dan memberikan pemahaman betapa pentingnya mempelajari ilmu falak tersebut. “Masyarakat akhirnya mengetahui bahwa kejadian alam seperti gerhana bisa dihitung jauh hari sebelum terjadi dengan ilmu falak, dengan demikian mereka faham betapa pentingnya mempelajari ilmu falak tersebut,” Jelas Musyafa’.

Dalam kesempatan tersebut baik santri yang praktek maupun masyarakat umum bisa menyaksikan gerhana bulan parsial dengan teropong/teleskop, komputer, dan slide proyektor yang disediakan oleh LFNU Demak usai shalat gerhana yang diselenggarakan Takmir Masjid Agung Demak. (A Shiddiq Sugiarto/Muiz)