Pengurus Ikatan pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan pelajar putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Cianjur mengadakan kegiatan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) di Pondok Pespesantren Al-Khodijiyyah Kampung Kadudampit, Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Ahad (19/2).
Ketua IPPNU Cianjur Siti Latifah mengatakan, kegiatan tersebut memang diagendakan setiap tahun untuk merekrut kader yang banyak utamanya di tatanan pelajar NU. Bagi pelajar NU, kaderisasi adalah kunci organisasi.
"Selama dua tahun terakhir ini kami sudah melakukan makesta di 21 sekolah dan pesantren di Kabupaten Cianjur, salah satunya seperti yang kita lakukan hari ini di Ponpes Al-Khadijiyah," katanya.
Dikatakannya, IPNU dan IPPNU yang juga salah satu organisasi kepemudaan terbaik dalam bidang administrasi se-Indonesia. Di Cianjur sendiri, kata Siti, sudah mempunyai sebanyak 2368 anggota.
"Memang kami melakukan kaderisasi sudah sejak lama, bahkan sudah banyak alumni yang sudah dicetak dalam organisasi kami dan Insyaallah semua bisa dikatakan sukses di berbagai segmen, ada yang jadi guru, dosen, kiai, juga profesi lain dengan tetap memegang teguh nilai-nilai Ahlisunnah Wal Jama'ah," pungkasnya.
Di pihak lain ketua IPNU Cianjur, M. Fahri, mengatakan bahwa kaum santri memang dalam semanggat juang jihad cenderung mudah di sentuh, atau peka. Akan tetapi pihaknya dengan mengadakan kegiatan tersebut melakukan pemahaman arti dari pada jihad yang sebenarnya.
"Upaya ini, adalah salah satu upaya yang kami lakukan untuk meminimalisir pihak-pihak yang tak bertanggungjawab melakukan penyelewengan ajaran, tidak sedikit santri hari ini direkrut untuk di selewengkan kepada ajaran-ajaran yang tidak benar," tegasnya.
Sementara, Ketua PCNU Kabupaten Cianjur KH Khairul Annam mengatakan, kegiatan tersebut merupakan peroses kaderisasi NU yang dalam hal ini dilaksanakan oleh organisasi badan otonom NU yaitu IPNU dan IPPNU, yang bergerak di pelajar dan santri, dalam rangka mengamalkan paham Ahlusunnah wal-Jama'ah An-nahdliyah.
"Itu bisa ditularkan menjadi aqidah yang melekat bahkan tidak diragukan lagi dalam hati para pelajar dan santri. Kaserisasi ini juga termasuk sebagai salah satu penyikapan upaya pencegahan radikalisasi kanan dan liberalisasi kiri," kata Kiai Anam.
Lebih lanjut Kiai Anam mengatakan, untuk menangkal isu radikalisme dan liberalisme tersebut harus dilakukan pengamalan sebagai salahsatu usaha untuk menggambarkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin.
"Islam dan mengamalkan semangat NU yang sebenarnya itu bagaimana kita mengemban semangat Islam dan nasionalisme dengan metode dakwah yang santun sesuai yang dicontohkan rosul, dakwah yang mengajak bukan mengejek, dakwah yang merangkul bukan memukul," pungkasnya. (Ade Mahmudin/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua