Pelajar NU Blimbing Bedah Novel “Kuntul Nucuk Mbulan”
NU Online · Selasa, 29 Maret 2016 | 03:20 WIB
Untuk meningkatkan budaya membaca dan menulis, Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar utri NU (IPPNU) Blibing, Malang, Jawa Timur, mengelar bedah buku ‘Kuntul Nucuk Mbulan’.
Acara yang bekerja sama dengan Lembaga Bimbel (Bimbingan Belajar) Al-Hasyimi ini mengundang sang penulis novel Sahal Japara dan I’anah Thoifah sebagai pembanding. Forum bedah novel berlangsung di Aula Kecamatan Blimbing Malang, Ahad (27/3).
Sahal Japara memaparkan latar belakang penulisan novel yang ditulisnya. Karya ini bermula dari cita-cita ingin mempersembahkan sesuatu kepada pesantren tempat ia belajar dulu, yaitu Pondok Pesantren Mathali’ul Falah Kajen Pati.
Menurut alumnus S1 STAIMAFA Kajen Pati ini, judulnya mengandung falsafah. Meski bisa diganti dengan bahasa Indonesia, namun kalimat “Kuntul Nucuk Mbulan” tidak bisa tergantikan karena kedalaman bahasa yang dimilikinya.
“Ini juga menjadi sebuah simbol dari warisan Syekh Mutamakkin Kajen, seorang tokoh ulama pada masa itu,” tambah Sahal.
Dalam proses penulisannya pun, Sahal menghadapi tantangan yang beragam. Salah satunya adalah penolakan para kiai untuk menafsirkan apalagi menjadikan sebuah novel dari simbol Kuntul Nucuk Mbulan ini.
“Saya berusaha mendobrak tradisi sakralisasi terhadap sebuah simbol karena saya percaya bahwa warisan berupa simbol itu ada karena untuk dimaknai dan dihayati oleh masyarakat setelahnya,” jelas mahasiswa S2 Bahasa Arab UIN Maliki Malang ini.
Sekilas, kata Sahal, novel ini bercerita tentang sebuah perjalanan seorang santri bernama Fauzan dalam mencari ilmu. Lika-liku dalam mencari jati diri, penuh nuansa kepesantrenan yang khas dan dibumbui dengan kisah cinta yang dramatis. “Novel ini berusaha mengungkapkan tradisi dan dunia pesantren yang unik,” ungkap penulis novel Jawa “Shaleh & Akrom” ini.
Pada sesi lain, I’anah Thoifah sebagai pembanding menyatakan bahwa novel ini berusaha memaknai sejarah dengan bumbu kisah fiksi yang unik dan menarik. “Ini sebuah kreasi dakwah bil-qalam (lewat tulisan) agar bisa lebih luas objeknya kepada para remaja yang senang membaca novel apalagi dikemas dengan kisah cinta yang dramatis,” ungkap Finalis Dai MNCTV tersebut.
Sebelum kegiatan bedah buku, acara dimulai dengan pelantikan pengurus baru PAC IPNU-IPPNU masa khidmah 2016-2018 sekaligus perayaan hari lahir IPNU-IPPNU dengan prosesi pemotongan tumpeng.
Aldi Firmansyah menyampaikan bahwa spirit baru ini perlu diawali dengan tumbuhnya rasa solidaritas yang tinggi antarpengurus. “Kunci dalam berorganisasi adalah terjalinnya hubungan yang baik dan rasa solidaritas yang tinggi,” pesan Ketua PC IPNU Kota Malang ini. (Sabiq Al-Aulia Zulfa/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
2
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
3
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
4
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
5
Khutbah Jumat: Menolong Sesama di Tengah Bencana
6
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
Terkini
Lihat Semua