Pekalongan, NU Online
Perjuangan para ulama NU dan Habaib dalam merebut, mempertahankan hingga mengisi kemerdekaan harus kita teruskan saat ini dan ke depan meski tantangan itu semakin berat.
Hal tersebut disampaikan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Pekalongan H Muhtarom saat memberikan sambutan pada acara halal bi halal dan peringatan HUT Kemerdekaan Ke-73 RI yang digelar PCNU bersama Rabithah Alawiyah Kota Pekalongan, di Gedung Aswaja, Rabu (1/8) malam.
"Kita sebagai generasi penerus perjuangan para ulama dan habaib, tidak boleh tinggal diam pada saat ini dan mendatang, baik jajaran pengurus dan anggota di Nahdlatul Ulama maupun di Rabithah Alawiyah," ujarnya.
Dikatakan, para ulama dan habaib telah melakukan dua tugas besar, yakni wathaniyah dengan memerdekakan Indonesia dari bangsa penjajah, dan diniyah yakni mengisi kemerdekaan dengan pendidikan keagamaan melalui pondok pesantren dan lembaga pendidikan lainnya.
Muhtarom berharap dengan bergandengnya NU dan Rabithah Alawiyah di Kota Pekalongan, tidak saja pada event-event tertentu seperti halal bi halal ini, akan tetapi pada kegiatan gerakan perekonomian, pendidikan, sosial, dan dakwah harus bisa diwujudkan, agar tantangan yang semakin berat itu terasa ringan.
"Saya berharap kebersamaan antara NU dan Alawiyah bisa lebih kongkrit dalam gerakan pemberdayaaan umat dibidang pendidikan, ekonomi, sosial dan dakwah," jelas pria asal Klaten Jawa Tengah itu.
Dijelaskan Tarom, hingga saat ini kegiatan halal bi halal antara NU dan Rabithah Alawiyah Kota Pekalongan telah berlangsung sebanyak tiga kali, dan ini suatu kegiatan yang luar biasa. "Semoga yang baik ini bisa ditiru NU daerah lain untuk meningkatkan kebersamaan dalam membangun umat dan menjaga NKRI," pungkasnya.Â
Kegiatan halal bi halal yang mengambil tema peran habaib dan kiai dalam syiar ahlussunnah wal jama'ah dalam bingkai NKRI dihadiri Habib Luthfi bin Yahya, Wali Kota Pekalongan, jajaran TNI dari Kodim 0710, jajaran Polri dari Polres dan ratusan warga NU dan Alawiyyin dari Kota Pekalonngan dan sekitarnya. (Muis)Â