Daerah

PCNU Ketapang: Jangan Lihat Banser Cuma dari Seragamnya

Kam, 20 Agustus 2020 | 05:00 WIB

PCNU Ketapang: Jangan Lihat Banser Cuma dari Seragamnya

Kegiatan pembaretan banser Ketapang, Kalbar di Pesantren Al-Ghufron, Jalan Gatot Subroto, Paya Kumang, Delta Pawan, Kabupaten Ketapang (Foto: Dok Banser Ketapang)

Ketapang, NU Online 

Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Ketapang, Kalimantan Barat Herisas mengatakan, melihat performa Barisan Ansor Serbaguna (Banser) harus lihat dari berbagai sisi. Jangan hanya dilihat cuma dari sisi seragam dorengnya yang serupa dengan militer.

 

"Banser jangan hanya dilihat seragamnya yang serupa dengan militer, akan tetapi lihatlah kiprah dan pengabdiannya kepada NU dan NKRI," tegasnya.

 

Hal itu disampaikan Herisas pada acara pembaretan Banser angkatan IV di Pesantren Al-Ghufron, Jalan Gatot Subroto, Paya Kumang, Delta Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Sabtu (15/8) kemarin.

 

Dikatakan, Banser sebagai garda terdepan dalam menjaga NKRI melalui kegiatan dan berbagai aktivitas yang lebih memberikan dan menebarkan kemaslahatan bagi agama, nusa, dan bangsa.

 

"Jangan ragu menjadi Banser, tugasmu sangat mulia untuk umat dan bangsa," ucapnya.

 

Herisas menyampaikan, untuk menjadi Banser harus melalui tahapan-tahapan yang telah ditetapkan, tidak cukup punya seragam loreng sudah sah menjadi anggota Banser. "Selain itu, kelayakan seorang kader Banser juga dilihat dari penggemblengan spirit, mental, dan sikap sebagai kader NU," katanya.

 

Kegiatan pembaretan Banser Ketapang, Kalimantan Barat oleh PCNU Ketapang (Foto: Dok Ansor Ketapang, Kalbar)

 

Kepada para para peserta, Herisas menegaskan rangkaian kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar (Diklatsar) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) sebagai proses mencetak kader NU yang peduli dan siap menjaga negara. 

 

"Saya tegaskan kepada seluruh Banser yang mengikuti pembaretan bahwa prosesi pembaretan yang kalian ikuti ini merupakan kalayakan seorang kader Banser setelah dinyatakan lulus Diklatsar," ujarnya.

 

Untuk itu, ia berharap kader yang mengikuti pembaretan memiliki semangat, mental sebagai kader NU dan sebagai tentara NU yang siap membela NKRI dan Pancasila. 

 

"Saat ini ada jutaan Banser tersebar di seluruh Indonesia yang siap dengan tenaga dan pikiran, bahkan nyawa sekalipun untuk mempertahankan dan memperjuangkan ideologi Aswaja NU dan keutuhan NKRI. "Berbanggalah kalian," tandasnya.

 

Herisas juga membakar semangat Banser dengan menyebut kebanggaannya terhadap Gerakan Pemuda (GP) Ansor sebagai organisasi besar dengan anggota tujuh juta lebih menjadi anggota Banser dan tetap konsisten mengikuti instruksi dan patuh kepada pimpinan.

 

"Saya berbangga sekali, saya sangat berbangga, apalagi hanya fikiran, tenaga dan harta. Kalau kalian bersedia mengorbankan nyawa untuk NU dan NKRI, sayapun siap bersama kalian," tegas Herisas berapi-api seraya diiringi ucapan shalawat Nabi.

 

Kepada NU Online, Rabu (19/8) Herisas berharap, pembaretan Banser menjadi tanda generasi yang akan membesarkan Ansor Banser di Kabupaten Ketapang. "Mudah-mudahan dengan semangat ini, kami sebagai orang tua dan seluruh jajaran NU Ketapang, khususnya dan Ketua NU Ketapang pasti akan mem-back up Banser, baik secara pribadi maupun secara kelembagaan," tegasnya.

 

Dijelaskan Kepala Satuan Koordinasi Cabang (Kasatkorcab) Banser Kabupaten Ketapang Mex Namara, pembaretan Banser Ketapang dilaksanakan selama dua hari dengan menerapkan protokol kesehatan terhadap 40 peserta dari beberapa kecamatan yang sudah dinyatakan lulus Diklatsar Banser Ketapang.

 

Namara mengaku bersyukur karena pembaretan dilaksanakan di pesantren milik Rais PCNU Kabupaten Ketapang KH Moh Faisol Maksum, sehingga para peserta mendapatkan doa dan restu dari Rais dan Ketua Tanfidziah H Satuki Hudin yang turut hadir di kesempatan tersebut.

 

"Seluruh peserta anggota Banser yang mengikuti pembaretan dibaiat langsung oleh Rais PCNU Ketapang di mana beliau juga didampingi Ketua PCNU dan pengurus lainnya," ucapnya.

 

"Kita targetkan kegiatan ini diikuti 60 peserta. Hanya saja ada beberapa anggota tidak bisa mengikuti karena tidak mendapatkan ijin keluar dari perusahaan tempat ia bekerja," pungkasnya. 

Kontributor: 

Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Abdul Muiz