Daerah

PCNU Brebes Sosialisasikan Pembangunan Gedung Lewat Radio

NU Online  ·  Rabu, 3 Februari 2010 | 11:41 WIB

Brebes, NU Online
Pengurus Cabang (PC) Nahdlatul Ulama (NU) Brebes melakukan komunikasi intensif kepada warga dalam rangka pembangunan kantor. Salah satunya melalui media radio.

“Mengingat Nahdliyin (Warga NU, red) Brebes jumlahnya sangat banyak dan menyebar, sosialisasi pembangunan Gedung NU kami lakukan lewat siaran radio,” ujar Ketua Panitia Pembangunan Drs H Sodikin Rachmat usai siaran langsung Ana Tembang Ana Tembung di Radio Gemilang 105,5 FM Jalan Raya Klampok Wanasari Brebes, Selasa (2/2).<>

Menurut dia, radio masih dipandang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan. Termasuk pesan informasi keagamaan dan pembangunan. “Masyarakat kita yang masih kental dengan budaya bertutur, informasi pembangunan Gedung NU lewat radio masih sangat efektif,” tuturnya.

Mas Jaka dan Mas Hada sebagai Pemandu Acara dalam membawakannya diselingi humor-humor segar. Meskipun ada kritik-kritik ‘nakal’, tapi disampaikannya dengan gaya guyonan. Misal, pembangunan ‘kantor’ Nahdliyin tidak bisa ujug-ujug (tiba-tiba,red) jadi. “Memang Alloh kalau berkehendak tinggal ‘kun faya kun’, tapi tidak seperti itu bagi manusia, harus ada ikhtiar,” ujarnya dengan nada mendayu-dayu.

Sodikin Rachmat pun ikut tertawa meski agak berwibawa. Dalam siaran tersebut, Sodikin menceritakan perihal awal dari pembentukan panitia, rapat-rapat hingga prosesi peletakan batu pertama. “Peletakan batu pertama sudah dilaksanakan pada Ahad 31 Januari lalu, ngiras-ngirus (sekaligus, red) sebagai momentum peringatan Harlah NU ke-84,” ucapnya dengan suara dimantapkan.

Selain itu bercerita tentang pembagian tugas panitia dalam upaya penggalian dana. Dikatakan Sodikin, pembangunan ini membutuhkan dana 1,7 milyar rupiah. Karena gedung NU milik Nahdliyin maka menjadi tanggung jawab bersama untuk penyelesaiannya. Sehingga ketika selesaipun menjadi milik dan kebanggaan bersama.

Sodikin menyatakan kalau dana sebesar itu sudah tersedia, tapi masih dititipkan diwarga NU. Sehingga bila diasumsikan Nahdliyin Brebes berjumlah  1 juta orang, maka bila tiap orang memberi jariyah 2 ribu rupiah saja, bias terkumpul 2 Milyar rupiah. “Artinya, pembangunan Gedung NU ini optimis bisa selesai dalam kurun waktu  5 sampai 7 bulan, bila dana di Nahdliyin sekarang juga disetorkan ke Panitia,” ujarnya segar.

Siaran langsung selama 2 jam dengan selingan lagu dan iklan itu mendapat respon positif dari para pendengar. Terbukti puluhan pendengar mengajukan pertanyaan baik lewat telepon langsung maupun SMS atau pesan singkat.

Diantaranya, Lukman dari Desa Randusanga Kulon yang menyatakan salut atas kegigihan NU Brebes membangun Gedung Baru. Sementara Istiqomah dari Desa Kupu mempertanyakan kebermanfaatan Gedung setelah dibangun. Apa hanya sekedar trend, gagah-gagahan atau apa?

Dijawab oleh Sodikin, pembangunan gedung baru tersebut jelas akan membawa manfaat yang lebih besar. Pasalnya, gedung itu nanti akan dimanfaatkan tidak hanya untuk NU secara mutlak, tapi juga untuk masyarakat luas, khususnya warga Brebes. Pasalnya gedung tersebut nanti akan dilengkapi dengan Aula, home stay dan lain-lain. “Secara intern, sebagai center komunikasi kegiatan NU. Eksternnya, sebagai penyelarasan andil NU terhadap pembangunan bangsa,” tandasnya.

Siaran langsung terlaksana berkat kerja sama antara Radio Gemilang FM, LSM Mas Jaka (Masyarakat Jaga Kali/Kantor) dan Panitia Pembangunan Gedung NU. Acara yang berlangsung dalam suasana gayeng (akrab, red) itu dimulai sejak pukul 20.00 hingga 22.00 WIB.

Menurut rencana, siaran langsung ini akan dilaksanakan secara periodik. Nara sumbernya selain dari Ketua Panitia juga akan di datangkan Ketua PC NU Brebes H Athoillah SE. “Minimal, dua minggu sekali akan live,” ujar Mas Jaka menandaskan.

Acara diakhiri dengan pembacaan sholawat nabi dan ditambah syair: Ana gabah mambrah-mambrah, ayo sedulur pada jariyah. Mumpung durung ketekan susah, eben Gedung NU ne tambah megah. Kanggo ngabdi lan ibadah. (Ada padi berlimpah ruah, mari saudara berjariyah, sebelum dating masa susah, agar gedung NU bertambah megah, buat pengabdian dan ibadah, red). (was)