Daerah

Para Dai Diharapkan Bikin Materi Dakwah yang Damai dan Toleran

NU Online  ·  Selasa, 24 Mei 2016 | 05:10 WIB

Sidoarjo, NU Online
Terorisme masih menjadi ancaman serius bagi bangsa Indonesia. Merujuk pada peledakan bom di jantung Ibu Kota dan daerah-daerah lain adalah salah satu bukti, bahwa kelompok ekstrem ini membahayakan keamanan negara. Sebab itu, BNPT melaksanakan dialog pelibatan dai untuk pencegahan paham radikal-terorisme, Selasa (24/5) di Hotel Utami Juanda.
 
Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan penegasan bagi para dai dalam menghalau perkembangan paham kekekrasan ini Jawa Timur. Tidak hanya itu, para mubaligh diharapkan mampu membuat materi dakwah dengan nuansa damai dan penuh toleransi.
 
Dialog ini  berlangsung pukul 09:00-16:00 sore, dan dibagi menjadi dua sesi. Turut hadir Deputi I BNPT Mayjen Abdul Rahman Kadir untuk membuka acara tersebut. Selain itu, Syahrin Harahap  (Guru Besar UIN Sumatera Utara), KH Ali Maschan Musa (Mantan Ketua PWNU Jatim), Mulyono (Direktur The Nusa Institute) turut berpartisipasi sebagai narasumber dalam kegiatan.
 
Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir dalam sambutannya mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi Kegiatan FKPT di setiap provinsi yang telah berupaya menggandeng dan membangun sinergi dengan para tokoh agama, pimpinan ormas keagamaan dan para dai. 

“Kenapa dengan tokoh agama? Barangkali tidak ada yang meragukan lagi bahwa para dai dan tokoh agama merupakan elemen penting dalam memberikan pencerahan keagamaan di tengah masyarakat,” jelasnya.

Dalam konteks kegiatan yang diselenggarakan pada hari ini, pihaknya ingin mengajak para tokoh agama khususnya para dai untuk tetap menjadi benteng utama dalam mengembangkan wawasan keislaman yang selaras dengan semangat kebangsaan.

Dewasa ini kelompok radikal terorisme khususnya ISIS berupaya mendikotomikan antara Islam dan wawasan kebangsaan. Islam dijadikan tameng untuk meruntuhkan semangat kebangsaan. Dan Islam kerap sekali dijadikan justifikasi bagi setiap tindakan kekerasan brutal yang telah mereka lakukan.  

“Karena itulah, kegiatan kali ini sebuah kesempatan yang sangat berharga untuk mengajak para tokoh agama untuk tetap memberikan kontribusi terhadap upaya pencegahan terorisme yang telah secara sengaja memanfaatkan Islam sebagai topeng dan tameng berbagai aksinya,” terang Jenderal bintang dua ini.

Sebanyak 170 peserta hadir dalam kegiatan tersebut, terdiri dari tokoh agama, dai, dan ta'mir masjid. Para muballig inilah yang diharapkan dapat berperan aktif dalam menangkal paham radikal. (Fauzansyah/Fathoni)