Pak Slamet NU, 45 Tahun Mengabdi di Gedung PCNU
NU Online · Rabu, 17 Februari 2016 | 20:16 WIB
Pagi-pagi sekali laki-laki berumur 54 tahun itu rutin mebuka jendela-jendela di kantor PCNU yang terletak di Kauman Selatan Wonosobo tersebut. Tiap waktu, saat melihat gedung berlantai dua itu kotor dan ada sampah, secara refleks ia akan segera menyapu dan membersihkan sampah yang mengotori ruangan. Dia pula yang senantiasa menyiapkan karpet beserta perlengkapan lainnya setiap kali di kantor NU tersebut hendak digelar suatu acara.
Orang-orang yang sudah mengenalnya kerap meyebutnya dengan nama Pak Slamet NU. Di samping sebagai penjaga atau penunggu gedung PCNU itu, bagi pria yang tampak bersahaja itu gedung PCNU tersebut seakan telah menjadi rumahnya. Setiap kali ada perhelatan acara NU, atau ada pengajian di pesantren NU, Pak Slamet selalu hadir di acara tersebut. Tak hanya itu memori di ponselnya pun dipenuhi lagu-lagu dan film khas NU.
Ketika NU Online menanyakan punya daftar lagu dan film apa saja di HP yang dipegangnya, ia menunjukkan koleksi syi'ir-syiir Gus Dur yang paling sering ia putar di kala waktu senggang sendirian. Ada pula lagu-lagu solawat Habib Syekh meski tak sesering syiir Gus Dur dalam memutarnya.
Selain syiir Tanpo Watonnya Gus Dur, HP Pak Slamet juga menyimpan film "Sang Kiai". Film biografi perjuangan Mbah Hasyim Asy’ari itu pula yang sedang diputar ketika penulis menemuinya pagi itu, Rabu (17/2) di gedung kantor PCNU Wonosobo. Ia menyatakan tidak bosan-bosannya menikmati syiir Tanpo Waton Gus Dur dan film "Sang Kiai" walau barangkali sudah ratusan kali didengar dan tonton.
Lelaki kelahiran Sirandu Wonosobo tersebut mengaku berkhidmah dikantor PCNU sejak masih sangat remaja, tepatnya mulai tahun 1971 dan masih istikomah sampai sekarang. Pada tahun itu (1971), menurutnya gedung kantor PCNU belum berdiri seperti sekarang, tapi masih di rumahnya Kiai Hakim Idris, saudaranya KH Habibullah Idris, tokoh kiai Wonosobo. Di rumah itulah, menurut pria yang penuh kesederhanaan tersebut, kala itu yang menjadi markas dan pusat aktifitas ke NU an untuk daerah Wonosobo.
Mengapa Pak Slamet bersedia mendedikasikan dirinya di gedung PCNU tersebut selama 45 tahun bahkan masih bertahan sampai kini. Ia mengakui sendiri karena kecintaan pada NU serta rasa memiliki NU yang telah tertanam sejak kecillah yang membuatnya rela dan ikhlas mengabdikan tenaga dan waktunya untuk NU sesuai kadar kapasitas dan kemampuannya, yang ia ejawantahkan dengan merawat, menjaga dan menunggui gedung kantor PCNU Wonososbo. (M. Haromain/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
5
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
6
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
Terkini
Lihat Semua