Daerah

Orang Berilmu Menyinari Umat, Bukan Membuatnya Suram

NU Online  ·  Rabu, 19 Juni 2019 | 01:30 WIB



Pamekasan, NU Online
Orang yang berilmu, selaiknya bisa menyinari umat, menjadi kompas di tengah belantara kehidupan manusia. Bukan sebaliknya, membuat suram kehidupan umat, dan membiarkan mereka bingung tak punya pegangan.

Demikian disampaikan Pengasuh Pesantren Nurul Jadid, Dusun Sakaddu' Barat, Desa Bungbaruh, Kadur, Pamekasan, Jawa Timur, Kiai Abdul Basid Mansur saat memberikan tausiyah dalam pengajian umum  di Lembaga Darul Ulum, Sana' Laok, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan, Selasa (18/7).

“Ilmuan (orang alim) itu merupakan lampu yang menyinari umat di setip zamannya, dengan ilmu yang dimilikinya," tegas Kiai Basid seraya mengutip Hadits Nabi Muhammad SAW.

Pengurus Lembaga Bahtsul Masail MWCNU Kadur tersebut mengaku sangat miris dengan kondisi era sekarang. Sebab, banyak orang yang dikenal berilmu, pintar, cerdas dengan serenteng gelar yang disandangnya,  tapi bukan menjadi penerang bagi masyarakat, malah justru suka membodohi dan memprovokasi umat. Mereka sesungguhnya sudah tidak berguna.

"Mengeritik pemimpin dengan cara tidak berakhlak, dengan mengeluarkan kata-kata kasar, terkadang kita mendapati mereka dari orang terpandang yang berilmu. Namun yang keluar dari lisannya hanya kata-kata kotor. Semoga kita dijauhkan dari perilaku seperti itu," terang Kiai Basid.

Alumnus Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep tersebut mengimbau kepada segenap umat agar tidak terpana dengan keilmuan seseorang yang tidak berdasar akhlak. Katanya, kalau hanya mencari orang pintar, Indonesia tidak kekurangan stok, banyak sekali. Namun orang berilmu dengan integritas dan akhlaknya yang mulia, susah.

"Orang yang berilmu tanpa akhlak mulia, tentu tidak perlu diikuti. Ciri-cirinya mudah: bisa dicermati dari kata-katanya di depan publik atau di media sosial," tegas Kiai Basid.

Atas hal itu, ia mengajak segenap elemen masyarakat untuk tetap tawadu' kepada para kiai atau ulama NU yang dikenal kealiman dan akhlaknya yang tiada dua.

"Kita tidak perlu latah dengan ustadz polesan televisi dan sejenisnya. Sebab, kita sudah punya para kiai sepuh yang ilmu serta akhlaknya mampu menyinari bangsa ini. Merekalah panutan kita," tukasnya. (Hairul Anam/Aryudi AR).