Daerah

Obrog, Tradisi Pantura Bangunkan Warga saat Sahur

NU Online  ·  Ahad, 5 Juli 2015 | 00:15 WIB

Subang, NU Online
Hampir tiap daerah memiliki tradisi yang khas saat bulan Ramadhan. Tradisi ini tidak hanya takjil saat berbagi berbuka puasa. Seperti di daerah Pantura yang meliputi Karawang, Subang, Indramayu dan Cirebon. Di sana ada tradisi unik yang dilaksanakan ketika waktu sahur tiba, yaitu tradisi obrog.
<>
Obrog merupakan seni tradisional dengan alunan musik dan lirik yang biasa dilakukan pada waktu-waktu tertentu seperti sebelum Lebaran atau setelah lebaran.


Menurut Casmadi, salah satu tokoh masyarakat di Desa Cilamaya Girang, Blanakan, Subang, Jawa Barat, obrog merupakan seni musik tradisional yang biasa juga dilakukan saat bulan puasa. Warga umumnya melakukan tradisi tersebut untuk membangunkan warga lainnya agar melakukan santap sahur.

“Ya sekitar jam dua malam (pukul 02.00 WIB dini hari, red),” ujarnya kepada NU Online, Jumat (3/7).

Tradisi obrog, tambah Casmadi, sudah ada sejak puluhan tahun lalu, dan dianggap warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan. Pada zaman dulu rombongan obrog menggunakan beduk atau kentongan masjid atau mushala untuk membangunkan warga pada saat sahur.

“Mereka biasanya keliling desa membangunkan warga untuk sahur. Biasanya mereka menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan kanjeng Nabi Muhammad saw,” paparnya.

Tetapi, lanjutnya, seiring dengan perkembangan zaman, tradisi obrog kini sudah mulai menggunakan alat musik modern, seperti gitar, kendang, seruling, dan organ tunggal. “Serta menggunakan pengeras suara atau sound system dengan menyanyikan lagu-lagu qasidah, religi, tarling bahkan kadang lagu dangdut,” tuturnya. (Ahmad Rosyidi/Mahbib)