Daerah

Nuzulul Qur’an Diharap Tingkatkan Budaya Literasi

NU Online  ·  Ahad, 3 Juni 2018 | 05:30 WIB

NU, Online
Peringatan Nuzulul Qur’an perlu dijadikan momentum untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sebab pendidikan merupakan kunci panting bagi kemajuan sebuah bangsa. 

Hal tersebut diungkapkan Wakil Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Jember, Moch Eksan saat memberikan tausiah menjelang buka puasa di Desa Calok, Kecamatan Arjasa, Jember, Jawa Timur, Sabtu (2/6).

Menurutnya, ayat pertama yang turun kepada Nabi Muhammad berbunyi iqra’ (bacalah) yang sesungguhnya menyiratkan betapa pentingnya pendidikan. Sebab membaca adalah pintu masuk bagi seseorang  untuk menjadi manusia terdidik. 

“Islam sangat menganjurkan umatnya untuk rajin membaca, baik membaca buku dan kitab-kitab, atau membaca dalam pengertian lain,yaitu membaca tanda-tanda kekuasaan Allah,” katanya.

Penulis buku Kiai Muhith, Kiai Kelana itu menambahkan bahwa kekuatan suatu bangsa terletak pada budaya literasi. Negara-negara yang sudah maju, ternyata budaya literasinya cukup tinggi, misalnya Jepang, Amerika Serikat, Hongkong dan sebagainya. 

“Mereka cukup rajin membaca, bahkan kemana-mana membawa buku,” ujarnya. 

Dikatakannya, betapapun kayanya sebuah bangsa namun tidak menyediakan atau memfasilitasi pendidikan yang memadai, kekayaan tersebut akan habis. “Kenapa? Karena tidak punya SDM yang mumpuni untuk mengelola kekayaan itu. Makanya ada isitilah, lebih baik mewarisi pendidikan dari pada harta. Harta bisa habis. Ilmu tidak,” jelasnya.

Eksan mengaku miris dengan tingkat buta huruf di Jawa Timur yang masih tinggi, dan salah satu penyumbang buta huruf terbesar adalah Jember. Karena itu, dirinya berharap agar peringatan Nuzulul Qur’an yang biasanya semarak digelar di pertengahan Ramahdan ini dijadikan tonggak kebangkitan memberantas buta huruf. 

“Ini PR (pekerjaan rumah) bagi kita untuk bisa menghilangkan buta huruf, termasuk buta huruf Arab yakni Al-Qur’an,” pungkasnya. (Aryudi Abdul Razaq/Ibnu Nawawi)