Daerah

NU Kudus: Kurikulum 2013 Sesuai Semangat Madrasah

NU Online  ·  Kamis, 6 November 2014 | 09:37 WIB

Kudus, NU Online
Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kudus, KH Abdul Hadi mengemukakan bahwa perubahan dunia pendidikan dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 telah sesuai dengan semangat madrasah.<>

“Pada prinsipnya, Kurikulum 2013 berorientasi untuk mencetak generasi yang berakhlakul karimah. Sikap perbuatan, kejujuran, dikedepankan.budi pekerti menjadi tujuan pertama dalam pendidikan. Ini sesuai dengan semangat madrasah kita,” papar KH Abdul Hadi kepada NU Online di Kudus, Rabu (5/11).

Pada orientasi berikutnya, kurikulum baru menekankan ke arah pengetahuan. “Nilai berikutnya, kurikulum 2013 baru menginjak pada ranah pengetahuan. Dan terakhir, ruang kreatif-keterampilan. Madrasah kita pun selama ini telah mengamalkannya, dengan membekali karakter akhlakul karimah terlebih dahulu, baru menuntun peserta didik untuk berkeilmuan dan berkreatifitas,” lanjut KH. Abdul Hadi.

Menurutnya, konsep tersebut bermaksud agar kelak generasi negeri ini tak hanya mapan keilmuan semata, namun juga mapan sisi karakternya. Ia pun mencontohkan madrasah NU Mu’allimat Kudus yang tetap menjunjung tinggi akhlak namun tak pernah ketinggalan ikut serta pada program yang ditawarkan pemerintah, terutama terkait dengan dunia kependidikan.

Sebagai sekolah menengah swasta di Kudus, Mu’allimat telah mengantar para pelajar putrinya ke gerbang kemajuan prestasi yang tak kalah dengan sekolah negeri. Hingga kini, nama madrasah NU Mu’alimat menonjol ketika digelar agenda-agenda besar dunia kependidikan di Kudus.

“Mu’allimat selalu menjadi madrasah yang paling pertama kali muncul di setiap acara pemerintah, terutama ketika pelaksanaan di pusat kota, Simpang Tujuh,” ujarnya.

“Dalam hal ini sebenarnya kita punya kelebihan tersendiri. Pendidikan di madrasah memiliki tradisi etika yang khas. Etika madrasah tentu berbeda dengan etika yang berlaku di lembaga pendidikan lainnya. Kali ini, kita layak mempertahankan etika madrasah yang telah lama kita miliki.” (Istahiyyah/Anam)