Daerah

NU Desa Langon Jember Biayai 30 Yatim sejak PAUD hingga SMA

Jum, 28 Mei 2021 | 08:30 WIB

NU Desa Langon Jember Biayai 30 Yatim sejak PAUD hingga SMA

Kami ingin anak yatim dan dhuafa juga seperti anak-anak pada umumnya, sekolah dan menikmati hari-harinya dengan bermain dan bahagia. (Foto: NU Online/Aryudi)

Jember, NU Online
Meski hanya tingkat desa, namun Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Langon, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember Jawa Timur, memiliki kontribusi yang tidak kecil dalam membantu mengentaskan anak yatim dari keterbelakangan di bidang pendidikan.

 

Ini dibuktikan dalam tiga tahun terakhir ini, PRNU Langon sudah memberikan beasiswa kepada puluhan anak yatim. Mereka ditanggung biaya pendidikannya sejak dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga lulus SMA. Hingga saat ini, Ranting NU Langon menanggung beasiswa 27 anak yatim dan dhuafa.


Menurut Ketua Ranting NU Langon, Nur Ishak, program tersebut merupakan bentuk kepedulian pihaknya terhadap pendidikan anak yatim. Sebab, sering kali pendidikan anak yatim terabaikan karena terbentur faktor ekonomi. Kalaupun mujur, maksimal hanya tamat SMP.


“Kami ingin anak yatim dan dhuafa juga seperti anak-anak pada umumnya, sekolah dan menikmati hari-harinya dengan bermain dan bahagia,” ucapnya di Ambulu, Jember, Jumat (28/5).


Nur Ishak menambahkan, munculnya program tersebut dipicu oleh banyaknya anak yatim di Dusun Langon Desa/Kecamatan Ambulu, Jember yang masih kesulitan untuk sekolah karena tidak ada biaya. Oleh karena itu, lanjutnya, Ranting NU Langon kemudian melakukan musyawarah untuk membuat program beasiswa bagi anak yatim.


“Dan ternyata respons pengurus saat itu cukup bagus, semua setuju,” jelasnya.


Dikatakannya, konsep besar dalam program beasiswa itu adalah membiayai pendidikan anak yatim secara berkelanjutan. Sebab, kalau hanya bantuan temporal, tidak menyelesaikan masalah walaupun juga bermanfaat. Maka akhirnya disepakati beasiswa untuk anak yatim sejak PAUD hingga lulus SMA.


“Namun tidak semua penerima beasiswa memulai pendidikannya dari PAUD, tapi ada juga yang sudah lulus SMP, tidak punya biaya untuk melanjutkan, kami tanggung di SMA-nya,” urainya.


“Itu kami lakukan karena ada yang sudah sekolah tapi tidak bisa melanjutkan, kami akomodasi asalkan memang dhuafa,” ungkapnya.


Setiap akhir Ramadhan, penerima beasiswa khususnya kelas 3 SMP ke bawah, diajak belanja ke toko pakaian untuk membeli baju sendiri dengan anggaran Rp200.000 perorang. Ini dimaksudkan agar mereka juga merasakan kebahagiaan seperti anak sebayanya dalam menyambut Lebaran.


“Pada dasarnya kami ingin mereka seperti anak-anak pada umumnya yang gembira menyambut Lebaran,” tambahnya.


Nur Ishak menjelaskan, sumber dana beasiswa itu berasal dari sedekah masyarakat dan warga  NU yang disalurkan melalui jamaah pengajian. Selanjutnya dana tersebut diserahkan setiap akhir bulan ke Pengurus Ranting NU untuk dikelola.


“Kami memiliki 25 kelompok jamaah tahlilan. Setiap tahlilan malam Jum’at, jamaah mengisi kotak sedekah, untuk kami kelola dan kemudian kami buat beasiswa untuk anak yatim dan kaum dhuafa,” imbuhnya.


Untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan warga NU terkait program tersebut, Nur Ishak melaporkan keuangan secara terbuka sebulan sekali terkait dengan pemasukan dan pengeluaran dana anak yatim. Tidak hanya soal keuangan, perkembangan penerima beasiswa juga dilaporkan secara berkala.


“Semua harus kita laporkan untuk menjaga kepercayaan penyumbang,” jelasnya.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin