Gresik, NU Online
Dalam kondisi apapun, para pengurus Nahdlatul Ulama harus terus berupaya meningkatkan khidmat. Baik di tingkatan jam’iyah atau organisasi, maupun dalam menyapa dan berkhidmat kepada jamaah yakni umat. Karenanya, penataan program berkualitas menjadi prioritas agar perjalanan jam’iyah sesuai harapan.
Penegasan ini disampaikan Kiai Zubaidi Humaili saat memberikan sambutan pada Musyawarah Kerja atau Musker Pertama Pengurus Cabang NU Bawean, Gresik, Jawa Timur, Jumat (27/4).
“Saya mengajak seluruh peserta terutama pengurus ranting, Majelis Wakil Cabang (MWC), lembaga dan badan otonom untuk merumuskan program kerja yang berkualitas,” kata Rais PCNU Bawean tersebut.
Dalam pandangannya, merumuskan program kerja boleh saja otak menjadi panas, tapi hati tetap dingin, “Silakan berdiskusi untuk merumuskan program kerja yang berkualitas,” katanya.
Musker pertama ini berlangsung di Pondok Pesantren Husnul Islam, Sokaoneng, Tambak. Dengan mengusung tema yakni Optimalisasi Ukhuwah An-Nahdliyah Menuju Terwujudnya NU Bawean yang mandiri.
“Tema ini diangkat karena pada tahun ini 2018, masuk pada tahun politik, yang akan menjadi cobaan bagi NU,” kata Ustadz Afandi ad-Dakhili.
Ketua panitia Musker ini mengemukakan bahwa tidak menutup kemungkinan banyak kader NU yang akan terlibat dalam proses pemilihan umum khususnya dalam pemilihan calon anggota legislatif. “Untuk itu, NU harus netral secara organisasi,” kata alumnus Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang tersebut.
Terhadap hajatan apapun yang melingkupi perjalan organisasi, hendaknya jangan sampai mengganggu khidmat para pengurus dan kader NU. “karenanya NU Bawean ke depan supaya bisa mandiri dalam hal penataan organisasi,” kata Ketua Pimpinan Cabang Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia atau Lakpesdam NU Bawean tersebut.
Musker berlangsung cukup meriah dengan kehadiran utusan pengurus ranting, MWC, lembaga dan Banom NU. “Diharapkan musker menghasilkan program yang berkualitas dan dapat dirasakan oleh jamaah NU,” pungkasnya. (Red: Ibnu Nawawi)