Banyuwangi, NU Online
Dalam sesi tanya jawab pada babak final NU Award, PCNU Banyuwangi mendapat pertanyaan yang cukup berbobot dari Wakil Syuriyah PWNU Jawa Timur Prof Dr KH Ridwan Natsir ihwal kontrak jam’iyah. Dimana kontrak jam’iyah yang merupakan hasil tindak lanjut dari kesuksesan rekam aspirasi.
Dalam kontrak jam’iyah tersebut, PCNU Banyuwangi mendorong Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Bupati Banyuwangi H Abdullah Azwar Anas untuk membuka Perguruan Tinggi (PT) Negeri di Banyuwangi.
“Kenapa kok bukan didorong untuk membuka Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama atau Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)?” tanya Kiai Ridwan.
Mendapat pertanyaaan yang cukup urgen tersebut dijawab langsung oleh Sekretaris PCNU Banyuwangi Guntur Al-Badri. Dalam pemaparannya, NU Banyuwangi sengaja mendorong adanya PTN karena akan memberikan multi efek, seperti akan menjaga calon mahasiswa Banyuwangi tidak ke luar kota.
“Ini agar lebih mudah dalam menjaga mahasiswa-mahasiswa dari Banyuwangi agar tidak perlu ke luar kota,” papar Guntur.
Selain itu, dengan adanya kampus negeri akan mengundang datangnya mahasiswa dari luar kota sehingga akan menggerakkan ekonomi dari masyarakat sekitar kampus. Baik dari bisnis kos-kosan maupun warung makan, laundry, dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk pertanyaan kedua yang menyangkut tidak adanya STAIN di Banyuwangi karena telah banyak Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang sama-sama bergerak dalam bidang keagamaan. “Di Banyuwangi telah ada IAI Ibrahimy, IAI Darussalam, STAIDU dan lainnya, jadi sudah tidak diperlukan karena telah terpenuhi,” imbuh Guntur.
PCNU Banyuwangi sendiri telah merancang untuk membangun Universitas Nahdlatul Ulama Banyuwangi. “Dalam tahun ini, kami akan segera memulai proses pembangunannya. Insyaallah pada tahun ajaran akan datang akan telah dimulai perkuliahannya. Mohon doanya,” tegas Guntur. (Red: Fathoni)