Daerah

Nahdliyin Diharapkan Bijak Menggunakan Gawai

Sen, 7 Januari 2019 | 07:30 WIB

Jombang,  NU Online
Warga Nahdlatul Ulama atau nahdliyin diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang menyeluruh terkait penggunaan gawai. Karena bila tidak, akan justru terjerumus kepada hal mudharat atau berbahaya.

Hal tersebut disampaikan KH Abdul Hayyi Asmad pada kajian kitab Irsyadul Ibad di Masjid Sa’aadatud Daroini yang berada di Dusun Rejosari, Gedangan, Mojowarno, Jombang, Jawa Timur, Ahad (6/1).

Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam tersebut memberikan wejangan kepada jamaah terkait manfaat alat komunikasi beserta mudharatnya. “Hati-hati menggunakan handphone (gawai) sebagai alat komunikasi, karena akan bernilai positif dan negatif,” tuturnya.

KH Abdul Hayyi juga prihatin dengan beredarnya informasi yang menyesatkan. Pesan tersebut untuk dibagikan agar mendapatkan keuntungan setelah informasi sampai ke beberapa teman. “Kemarin saya lihat di group whatsaap beredar informasi terkait berita hoaks juru kunci Mekkah,” imbuhnya.

Hal sama juga disampaikan Ustadz Usman Hasan selaku Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Mojowarno, agar bersikap hati-hati terkait beredarnya kabar hoaks dan ujaran kebencian di media sosial. Karena hal tersebut berpotensi menimbulkan fitnah apalagi postingan bentuk potongan video yang menjelekkan tokoh NU.

“Hati-hati dengan postingan video yang tidak utuh. Sengaja diambil sepotong-sepotong lalu digoreng sedemikian rupa untuk kepentingan adu domba atau menjelek-jelekan kiai NU,” ungkapnya.

Majlis Wakil Cabang (MWC) NU Mojowarno secara rutin menggelar pengajian Ahad Legi, hasil ketetapan program kegiatan oleh pengurus MWC NU setempat. 

Pengajian dimulai dengan pembacaan doa tahlil dan istighotsah, selanjutnya pembacaan ayat suci al-Quran. Rangkaian acara berikutnya menyanyikan lagu Indonesia Raya, Subbanul Wathan serta shalawat asyghil bersama kader Ansor dan IPNU Ranting Gedangan dengan diikuti peserta pengajian.

Hadir pada pengajian ini, Bapak Sukarno selaku Kepala Desa Gedangan bersama jajaran, ketua badan otonom dan lembaga NU se-Mojowarno. Juga seluruh jajaran pengurus pimpinan ranting Banom NU Desa Gedangan. (Syaihul Alim/Ibnu Nawawi)