Surabaya, NU Online
Sedikitnya 223 orang memadati Kompleks Kelurahan Gayungan, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (20/11) kemarin. Mereka yang datang sejak pukul enam pagi, segera mengikuti rangkaian kegiatan yang disiapkan Pengurus Cabang Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (PC LKNU) Kota Surabaya.
Senam pagi menjadi kegiatan yang pertama diikuti pengunjung dan seluruh panitia. Setelah itu mereka duduk tenang menyimak Talkshow bertajuk “Penanganan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)”.
Talkshow menghadirkan narasumber Heru Setiawan. Dalam paparannya Heru mengatakan penyakit DBD disebabkan oleh virus.
“Penyakit DBD ini ditularkan melalui vektor nyamuk yaitu nyamuk Aedes Aegypti yang menggigit pada pagi atau sore hari. Nyamuk ini hidup di tempat penampungan air bersih,” kata Heru yang juga Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS).
Heru meneruskan nyamuk Aedes Aegypti biasanya ada di genangan kamar mandi, tempat minum burung, dan pakaian yang digantung.
Oleh karena itu DBD dapat dicegah dengan mengurangi kemungkinan timbulnya nyamuk Aedes Aegypti. Pencegahan secara preventif dilakukan melalui 3M, yaitu mengubur, menutup, dan menguras semua yang ada dalam genangan air.
Selain itu, penanganan pasien yang terindikasi mengidap DBD harus segera dilakukan.
“Minum air putih yang banyak. Bila panas diturunkan dengan obat anti panas. Bila terjadi komplikasi lebih lanjut seperti adanya tanda perdarahan, harus segera dikonsultasikan atau dirujuk ke dokter,” tambah Heru.
Ketua PC LKNU Kota Surabaya Sukma Sahadewa, mengungkapkan pentingnya kegiatan ini, adalah untuk menurunkan angka kejadian DBD di masyarakat yang saat ini sedang berada dalam musim penghujan.
“Pada musim hujan otomatis nyamuk penyebab DBD menjadi cepat penyebarannya. Sehingga masyarakat diajak untuk bekerjasama dalam penanggulangan penyakit ini,” ungkap Sukma kepada NU Online melalui pesan tertulis, Ahad (20/11).
Selain senam pagi dan talkshow, di akhir acara diadakan pengecekan kesehatan secara gratis. Pengecekan meliputi tensimeter, cek gula darah, dan asam urat.
Nur Asiyah (52 tahun), salah seorang peserta menuturkan, kegiatan ini sangat membantu masyarakat sebagai wahana pencegahan penyakit.
“Harapan saya kegiatan ini bisa diadakan setiap tiga bulan, dilanjutkan secara kontinyu untuk membangun masyarakat yang sehat jasmani, rohani, dan sosial,” kata Nur Asiyah. (Kendi Setiawan/Fathoni)