Daerah

Muharram, Ari Gratiskan Mencukur Rambut Yatim

NU Online  Ā·  Ahad, 23 September 2018 | 17:45 WIB

Muharram, Ari Gratiskan Mencukur Rambut Yatim

Ari mencukur rambut seorang anak yatim, Sabtu (22//9)

Tangsel, NU Online
Seorang tukang cukur, Ari tergugah hatinya untuk ikut berperan pada kegiatan Gebyar Muharram oleh NU Care-LAZISNU Kota Tangerang Selatan, di Soto Kudus Kauman, SabtuĀ  (22/9).

Ari memberikan potongan rambut gratis untuk para anak yatim, sebagai bentuk perhatiannya kepada mereka. Ia termotivasi setelah membaca postingan Ois melalui akun Ig @williamois. Oin adalah anak Suhud, anggota Pagar Nusa Tangsel.Ā 

Ari berangkat dari rumahnya yang terletak di Ragunan, Jakarta Selatan bersama istrinya untuk langsung datang ke lokasi acara. Ari membawa peralatan pangkasnya seperti kaca, gunting, dan scalerr, lengkap dengan peralatan mencukurnya.

Ari membuka stand tepat di gerbang pintu masuk. Ia mulai mencukur sebelum acara dimulai dan baru berhenti lama setelah selesai acara.

"Saya sudah mencukur dua orang anak laki-laki sebelum acara dimulai. Ketika acara berlangsung ada lima anak yatim yang saya cukur, dan setelah selesai acara ada tiga anak," papar Ari.

Ia terinspirasi untuk berbagi kepada anak yatim melalui keahliannya memangkas rmabut. Menurut acara tersebut sangat bagus. "Bertepatan juga dengan hari anak yatim, saya ingin ngalap berkah dari usaha yang saya miliki," ujar Ari.

Gebyar Muharram NU Care-LAZISNU Tangsel dilaksanakan bekerjasama dengan Majelis Manaqiban dan Hubbul Wathon (MMS-HW).Ā 

Ketua Panitia, Rizky Subagja mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meluapkan rasa syukur kepada Allah. "Kita melantunkan shalawat disertai dengan mengumpulkan sedekah untuk warga terdampak gempa Lombok dan memberikan santunan kepada anak yatim," kata Rizky.



Acara diisi dengan Khatmil Qur'an 30 juz, manaqib, seantunan anak yatim dan kidung shalawat untuk Lombok.

Sekretaris PCNU Kota Tangerang Selatan, Himam Muzahhir menuturkan acara tersebut sangat menarik karena melibatkan berbagai macam komunitas dan potensiĀ  masyarakat untuk melakukan sebuah kepedulian. (Nubza Tsaniyah/Kendi Setiawan)