Daerah

MTs NU Rashib Biasakan Para Siswa Istighotsah dan Zikir

NU Online  ·  Jumat, 9 Oktober 2015 | 09:03 WIB

Kudus, NU Online
Dalam upaya membangun karakter siswa, Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama (Mts NU) Raudaltus Shibyan (Rashib) desa Peganjaran kecamatan Bae kabupaten Kudus mengadakan kegiatan tradisi keagamaan secara rutin. Kegiatan rutin itu mengambil bentuk pengajian selapanan Jum'at legi dan istighotsahan yang dilaksanakan sebulan sekali.
<>
Pada pengajian Jum'at legi (9/10) di aula madrasah setempat, sebanyak 300 siswa kelas VII-IX mengikuti secara seksama acara yang berlangsung pagi hari. Semua acara mulai dari pembacaan ayat suci Al-Qur'an, Sholawat, Tahlil hingga Pidato ditangani siswa. Sementara, para dewan guru hanya sebagai pengawas dan pendengar.

Menurut Guru Mts NU Rashib Syaifuddin Najib, kegiatan ini bertujuan membangun karakter anak didik, melatih berdakwah, dan menambah wawasan keagamaan terutama amaliyah Aswaja NU. Selain itu, kita ingin menyiapkan siswa-siswi supaya mampu berperan hidup bermasyarakat lewat jam'iyah di desa masing-masing.

"Yang tak kalah pentingnya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah sekaligus mengamalkan ilmunya di tengah-tengah masyarakat kelak," katanya kepada NU Online, Jum'at (9/10).

Dalam pengajian selapanan tersebut, imbuhnya, secara bergiliran setiap siswa dari masing-masing kelas akan menjadi petugas acara. Dari sini, siswa dituntut menunjukkan kemampuannya termasuk menyampaian pidato dengan baik dan benar.

"Alhamdulillah, anak-anak ternyata mampu dan bisa melaksanakan tugas yang dibebankan. Ini pembelajaran buat mereka sehingga suatu ketika mendapat tugas di masyrakat, anak-anak sudah siap," ujar Najib.

Di samping pengajian selapanan, madrasah Rashib juga mengadakan acara doa bersama dan istighotsahan setiap tanggal 16 bulan hijriyah. Pada acara tersebut, para dewan guru dan siswa membaca sholawat Nariyah 4444 kali, Surat Yasin, tahlil dan manaqib Syech Abdul Qodir Jaelani.

"Dipilihnya acara tiap tanggal 16 bulan hijriyah agar semua guru dan siswa selalu ingat sejarah lahirnya Nahdlatul Ulama yang jatuh 16 Rajab," tandasnya. (Qomarul Adib/Alhafiz K)