Daerah

MTQ Ke-46 Provinsi Lampung Lombakan Musabaqah Makalah Ilmiah Al-Qur'an

Jum, 27 April 2018 | 09:30 WIB

MTQ Ke-46 Provinsi Lampung Lombakan Musabaqah Makalah Ilmiah Al-Qur'an

Suasana Mimbar VIII Musabaqah Maqalah Ilmiah Qur'an

Bandarlampung, NU Online
Salah satu cabang musabaqah yang terbilang baru yakni Musabaqah Maqalah Ilmiah Qur'an (M2IQ), diperlombakan pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-46 tingkat Provinsi Lampung yang dilaksanakan mulai 26 April 2018 sampai dengan 1 Mei 2018 di Komplek Islamic Center Rajabasa Bandarlampung.

Musabaqah yang memperlombakan kemampuan peserta dalam menuangkan pemahaman terhadap Al-Qu'ran dalam bentuk makalah ilmiah ini diikuti oleh peserta dari 15 Kabupaten dan Kota se-Provinsi Lampung. Musabaqah ini dilaksanakan di mimbar VIII yang berlokasi di Kampus SMA Al Kautsar Bandarlampung, Jumat (27/4).

Saat memberikan penjelasan terkait peraturan  musabaqah, Sekretaris Panitia mimbar VIII, Noventa, menjelaskan bahwa M2IQ dilaksanakan selama enam hari aktif.

"Satu hari untuk penyisihan, satu hari untuk memberi kesempatan kepada Dewan Hakim menilai karya tulis penyisian, satu hari untuk memberikan kesempatan persiapan bagi peserta yang akan mengikuti babak semi final, satu hari untuk pelaksanaan semi final, satu hari untuk memberi kesempatan kepada Hakim menilai karya tulis dan satu hari untuk final," jelasnya.

Jika awal-awal M2IQ Peserta lomba menggunakan alat ketik manual, saat ini peserta menggunakan laptop yang dibawa masing-masing dengan kondisi laptop dalam keadaan bersihdari data dan aplikasi. Hal ini menjaga orisinalitas hasil karya ilmiah yang dibuat.

Noventa menambahkan bahwa budaya literasi saat penting untuk ditumbuhkan dikalangan masyarakat. Berbagai upaya harus dilakukan agar masyarakat memiliki pola pikir yang baik tentang pentingnya memiliki kemampuan literasi khususnya menulis.

Disamping memperkaya hasanah keilmuan dibidang agama, lomba M2IQ ini juga diharapkan mampu mencetak kader-kader ulama yang mumpuni dalam kemampuan menulis materi keagamaan yang saat ini terkesan masih kalah dengan kemampuan juru dakwah dengan lisan. (Muhammad Faizin)