Daerah

Mooryati Soedibyo Jadi Perbincangan Peserta BPUN

NU Online  ·  Jumat, 29 April 2016 | 18:01 WIB

Way Kanan, NU Online
Sebagai partisipasi nyata dalam pembangunan daerah melalui sumber daya manusia, PC GP Ansor Way Kanan Lampung menggelar Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (BPUN) 2016 di Pesantren Assiddiqiyah 11. Pendiri perusahaan Mustika Ratu Mooryati Soedibyo menjadi satu diantara sekian tokoh perempuan yang masuk pembahasan dalam kelas motivasi.

"Keberhasilan tidak mungkin tanpa melewati proses menyedihkan dan melelahkan," ujar Sutikno, peserta BPUN dari SMK Persada Kesehatan Nusantara di Kampung Labuhan Jaya, Kecamatan Gunung Labuhan, Jumat (29/4).

Mooryati Soedibyo, masuk program doktoral UI saat berusia 75 tahun dan mendapat gelar doktor pada usia 79 tahun. "Sebagai salah satu pimpinan MPR waktu itu, Mooryati Soedibyo tetap berjuang dan gigih belajar untuk meraih gelar doktor. Tidak malu belajar dengan mahasiswa yang usianya selisih jauh dengannya. Dari situ, saya bisa belajar, kesuksesan bukan hal yang bisa didapatkan dengan mudah. Saya termotivasi," kata Sutikno mengisahkan perempuan kelahiran Surakarta yang tercatat MURI sebagai peraih gelar doktor tertua di Indonesia.

Peserta yang dikarantina selama satu bulan penuh di pesantren asuhan Kiai Imam Murtadlo Sayuthi ini mendapat berbagai materi dengan pola pembelajaran orang dewasa. Pola ini dimaksudkan agar peserta mampu berperan aktif, multikomunikasi dengan suasana belajar menyenangkan.

BPUN juga mengajarkan ilmu akademik lima hari dalam seminggu, bimbingan ruhani istiqomah dan mengajarkan kecakapan hidup, seperti ilmu jurnalistik. Selain itu, juga mendiskusikan keteladanan dan inspirasi dari ulama-ulama NU seperti Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari, termasuk mediskusikan tokoh-tokoh berprestasi dan inspiratif untuk memotivasi para peserta. 

"Pola pikir generasi muda NU harus dibuka seluas-luasnya mengingat tantangan zaman juga berubah. Kami hanya berupaya menyalakan seribu lilin dari satu lilin," ujar Ketua PC GP Ansor Way Kanan Gatot Arifianto setelah memberi pelatihan jurnalistik kepada peserta BPUN 2016. (Febby Bunga Septia/Zunus)