Daerah

Mobil Mushala NU Jatim, Fasilitasi Tarawih Warga Terdampak Gempa Malang

Sel, 20 April 2021 | 16:30 WIB

Mobil Mushala NU Jatim, Fasilitasi Tarawih Warga Terdampak Gempa Malang

Masyarakat di lokasi terdampak gempa memanfaatkan mobil mushala untuk shalat Tarawih, Selasa (20/4) malam. (Foto: NU Care Jatim)

Malang, NU Online

Warga Dusun Krajan, Desa Majangtengah Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur akhirnya bisa melaksanakan shalat Tarawih berjamaah dengan tenang. Hal itu setelah NU Care-LAZISNU Jawa Timur menghadirkan mushala portable atau mobil mushala pada Selasa (20/4) malam.

 

Mobil mushala milik Bank Syariah Indonesia (BSI) Region IX/Surabaya ini dihadirkan ke lokasi terjadinya gempa bumi berkat kerja sama BSI dengan NU Care-LAZISNU dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama Jawa Timur.

 

Manajer Program NU Care-Lazisnu Jawa Timur, Taufikur Rozikin, mengatakan mobil mushala ini diberangkatkan pada Selasa siang dari Kantor BSI di Komplek Ruko Juanda Bussiness Centre Sidoarjo. 

 

Ia mengatakan sejak awal tim relawan NU selalu mendampingi warga terdampak gempa bumi di Malang dengan berbagai macam bantuan. "Alhamdulillah hari ini kami bisa bekerjasama dengan BSI untuk menghadirkan mobil mushala yang memang sangat dibutuhkan oleh para korban untuk beribadah karena banyak masjid dan mushala yang rusak," kata Taufik saat menyerahkan mobil mushala kepada warga setempat.

 

Mobil mushala ini, lanjut Taufik, sengaja diletakkan tepat berdampingan dengan mushala warga RT 8 RW 01 yang rusak akibat gempa. Selain karena memudahkan warga, instalasi listrik dan air dari mushala sangat dibutuhkan untuk operasionalisasi mobil mushala.

 

Rencananya mobil ini akan beroperasi di lokasi selama dua pekan ke depan. Pihaknya berharap hadirnya mobil portable ini dapat membantu kegiatan ibadah warga terdampak selama bulan suci Ramadhan. "Sehingga bisa lebih tenang dan sedikit meringankan duka," ujarnya.

 

Setelah instalasi mobil mushala ini selesai, warga langsung memanfaatkannya untuk melaksanakan shalat Ashar berjamaah. Kemudian pada malam harinya sekitar lima puluh warga menggunakannya untuk shalat Isya dan Tarawih berjamaah. 

 

"Kapasitas mobil ini hanya untuk sekitar dua puluh tujuh orang. Kalau jumlah jamaahnya lebih banyak, sebagian bisa menggelar tikar di luar seperti pelaksanaan tarawih pada Selasa malam," tambah Taufik. 

 

Ke depan, tegas Taufik, tim NU Peduli akan terus menerjunkan para relawan untuk membantu para korban melalui posko NU Peduli yang sudah aktif sejak hari pertama terjadinya gempa. Ia juga mengajak kepada masyarakat agar turut serta mendukung aksi-aksi kemanusiaan NU karena kondisi para korban memang masih sangat membutuhkan bantuan.

 

8.017 orang membutuhkan bantuan

Sementara itu, NU Online Jatim diakses Selasa (20/4) memberitakan Ketua LPBINU Kabupaten Malang, Rurid Rudianto mengungkapkan, sejak awal terjadinya gempa pihaknya telah bergerak cepat melakukan pendataan. Di antaranya jumlah rumah yang mengalami kerusakan dan kebutuhan warga terdampak bencana di tiga kecamatan yakni Dampit, Ampel Gading, dan Tirtoyudo.

 

"Dalam minggu ini kami fokus pada proses pemenuhan kebutuhan dasar bagi sekitar 8.017 orang warga yang terdampak bencana. Harapan kami dengan adanya bantuan dari luar ini bisa sedikit membantu meringankan beban warga yang diakibatkan oleh terjadinya gempa," ungkapnya.

 

Hingga Selasa ini, warga terdampak bencana membutuhkan hunian sementara, mushala darurat, bahan makanan pokok, makanan siap saji, pelayanan medis, pelayanan dasar psikososial, terpal dan family kit.

 

"Adapun kebutuhan yang lainnya antara lain air mineral, obat-obatan dan vitamin, alat pembersihan dan penerangan. Warga juga membutuhkan layanan kesehatan keliling, karena menurut data kami warga banyak yang mengalami gejala hipertensi, myalgia, dan gastritis," jelasnya.

 

Rurid menegaskan, NU Peduli Kabupaten Malang hingga saat ini telah melakukan berbagai aksi kemanusiaan guna membantu warga korban terdampak bencana gempa, antara lain dengan mendirikan Pos Lapangan (Poslap) NU Peduli di tiga titik, pendataan, dan  layanan psikososial bagi 427 orang.

 

"Kami juga telah membuka dapur umum dan distribusi makanan siap saji sejumlah 6.009 porsi, melakukan pembersihan dan pembongkaran rumah warga dan fasilitas umum di 153 titik, serta memasang tenda tempat ibadah atau mushala darurat di tiga titik," tegasnya.

 

Nur Rohmah, salah seorang warga terdampak bencana yang turut menjadi relawan di dapur umum di dekat rumah tinggalnya tersebut menceritakan suka dukanya selama bergabung menjadi relawan.

 

"Sukanya kami bisa bersama-sama saling membantu dengan warga terdampak lainnya, dan sedihnya istirahat tidak bisa nyenyak karena rumah saya ikut rusak. Biasanya kami berbuka puasa bersama keluarga di dalam rumah tapi sekarang di tenda," ujar ibu dari dua orang anak ini.

 

Editor: Kendi Setiawan